Kajian BRI, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Harus Minimal 6% agar Bisa Jadi Negara Maju
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stagnan pada level sekitar 5% dalam satu dekade terakhir berpotensi membuat Indonesia sulit keluar dari negara berpendapatan menengah (middle income trap).
Cita-cita Indonesia menjadi negara maju pada 2045 bisa pupus bila negara dengan lebih dari 270 juta penduduk ini tak bisa memacu pertumbuhan ekonominya lebih kencang lagi.
“Kami telah mengkaji, untuk keluar dari middle income trap, harus tumbuh mininal 6%,” ujar Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia, Sunarso dalam acara Katadata Forum bertajuk Indonesia Future Policy Dialogue di Jakarta, Rabu (9/10).
Lebih lanjut Sunarso mengatakan, untuk bisa tumbuh minimal 6%, faktor yang paling menentukan adalah investasi pada sumber daya manusia (human capital).
Selanjutnya, untuk mencapai sumber daya manusia yang berkualitas, Indonesia, kata Sunarso, harus fokus pada pada nutrisi dan pangan.
“Maka kemudian menjadi penting, kita fokus untuk memiliki strategi yang spesifik dan kemudian visioner untuk masalah ketahanan pangan,” ujarnya.
Bank Dunia mengelompokan negara-negara di dunia berdasarkan pendapatan per kapita yaitu kelompok low income (US$1.035), lower middle income (US$1.036-US$4.045), upper middle income (US$4.046-US$12.535) dan high income (>US$12.535).
Mengutip data Badan Pusat Statistik [BPS], PDB per kapita Indonesia pada 2023 sebesar i Rp75,0 juta atau US$4.919,7. Sementara menurut Bank Dunia, PDB per kapita Indonesia pada 2023 sebesar US$4.940,5.
Artinya, saat Indonesia masih berstatus sebagai negara upper middle income, masih jauh dari high income.
Dalam Laporan Pembangunan Dunia 2024: Jebakan Pendapatan Menengah yang dirilis 1 Agustus lalu, Bank Dunia mengungkapkan terdapat 108 negara – termasuk Tiongkok, India, Brasil, dan Afrika Selatan – yang menghadapi kendala serius, yang dapat menghambat upaya mereka untuk menjadi negara berpendapatan tinggi dalam beberapa dekade mendatang.
Pada akhir tahun 2023, 108 negara diklasifikasikan sebagai negara berpendapatan menengah, masing-masing dengan PDB per kapita tahunan dalam kisaran $1.136 hingga $13.845. Negara-negara ini adalah rumah bagi enam miliar orang—75% dari populasi global—dan dua dari setiap tiga orang hidup dalam kemiskinan ekstrem. Mereka menghasilkan lebih dari 40% PDB global dan lebih dari 60% emisi karbon.
“Terlalu banyak negara-negara ini yang mengandalkan strategi kuno untuk menjadi negara maju. Mereka terlalu lama bergantung pada investasi—atau beralih ke inovasi sebelum waktunya. Diperlukan pendekatan baru: pertama-tama fokus pada investasi; kemudian tambahkan penekanan pada pemasukan teknologi baru dari luar negeri; dan, akhirnya, adopsi strategi tiga cabang yang menyeimbangkan investasi, pemasukan, dan inovasi. Dengan meningkatnya tekanan demografi, ekologi, dan geopolitik, tidak ada ruang untuk kesalahan,” ujar Indermit Gill, Kepala Ekonom Grup Bank Dunia dan Wakil Presiden Senior untuk Ekonomi Pembangunan.