Kinerja Id Food Selepas Pembentukan Holding Tumbuh dari Tahun ke Tahun
Kinerja PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau Id Food sebagai holding BUMN pangan sejak dibentuk hingga akhir 2023 di antaranya memperbaiki beberapa sisi, khususnya tata kelola. Meski menghadapi keterbatasan dari sisi utang yang cukup tinggi dan perlunya memperbaiki tata kelola perusahaan Id Food mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan setiap tahun.
Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan mengatakan, sebelum holding dibentuk, perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 14,8 triliun pada 2020. Kemudian pada saat pembentukan holding, naik menjadi Rp 15,3 triliun di 2021.
Selanjutnya, kata Frans, pendapatan kembali tumbuh mencapai Rp 15,8 triliun pada 2022 atau di tahun pertama pembentukan holding. Untuk tahun ini, prognosa pertumbuhan Id Food berada di angka Rp 17,2 triliun atau naik 9%.
Sedangkan untuk earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (Ebitda) atau laba sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi, kata Frans, Id Food membukukan pertumbuhan yang cukup signifikan terutama pasca-holding pada 2021.
“Ebitda hanya Rp 247 miliar, biasanya ada proses bersih-bersih. Tahun 2022 meningkat jadi Rp 375 miliar. Dan tahun ini meningkat jadi Rp 655 miliar,” kata Frans dalam acara Ngopi BUMN, di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (10/10).
Untuk 2023 ini, kata Frans, pihaknya optimistis bisa mencetak laba bersih hingga Rp 182 miliar, setelah bertahun-tahun mengalami kerugian. “Jadi saya kira dengan waktu yang tidak panjang kurang lebih 2 tahun, kita sudah cukup banyak melakukan perbaikan-perbaikan fundamental,” ujar Frans.
Masih kata Frans, kebutuhan terhadap pangan menjadi salah satu isu yang tidak hanya terjadi di Indonesia. Isu pangan menjadi perhatian di beberapa negara di dunia sehingga Id Food terus berupaya memperbaiki demi mencapai kedaulatan pangan.
“Apa-apa saja yang kita lakukan sesuai dengan amanat pembentukan holding pangan, dan juga hasil sinergitas dengan beberapa stakeholder lainnya,” ujarnya.