Tahun 2025, Semen Baturaja Berharap pada Program 3 Juta Rumah dan Ketahanan Pangan untuk Dongkrak Penjualan
Di tengah persaingan yang ketat karena berlimpahnya pasokan dalam negeri, PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) berharap program pemerintah membangun tiga juga rumah akan mendongkrak volume penjualan semen pada tahun depan.
Apalagi tahun 2024 ini hajatan politik sudah usai semua, mulai dari pemilihan legislatif, pemilihan presiden dan terakhir pemilihan kepala daerah.
“Kita berharap pemerintahan daerah yang sudah definitif di 2025 ini merupakan momentum SMBR menangkap peluang pasar dimana kita tahu sampai saat ini masih posisi oversupply. Namun, dengan program pemerintah untuk peningkatan infrastruktur, program pemerintah untuk 3 juta rumah, akan menjadi opportunity yang besar bagi SMBR untuk memanfaatkan pasar yang ada di Sumatera Selatan untuk meningkatkan volume,” kata Suherman Yahya, Direktur Utama SMBR dalam paparan publik, Jumat (6/12).
Selain program 3 juta rumah, program ketahanan pangan Presiden Prabowo Subianto juga diharapkan meningkatkan pendapatan SMBR dari produk non semen.
Selain memproduksi semen, SMBR juga memproduksi White Clay yang merupakan bahan baku untuk pupuk NPK. “Program ketahanan pangan diharapkan meningkatkan kebutuhan White Clay,” tambah Suherman.
Bagian dari BUMN PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG ini, memiliki kapasitas produksi semen 4,1 juta ton. Secara nasional, berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), kapasitas produksi semen di Indonesia mencapai 122 juta ton per tahun.
Sementara di sisi konsumsi, tahun 2024 ini diperkirakan hanya 65 juta ton, dari 64 juta ton pada 2023.
Jomplangnya sisi suplai dan permintaan ini membuat utilitas pabrik semen di Indonesia hanya 53% sejak 2019.
Suherman mengatakan, berdasarkan data tren permintaan semen dan proyeksi ASI, kondisi overcapacity diprediksi masih akan berlangsung hingga 2030. Akibatnya, utilisasi pabrik semen masih belum akan optimal.
Per September 2024, volume penjualan semen nasional hanya tumbih 0,8%. Sementara di wilayah Sumatera, dimana SMBR beroperasi, penjualan semen mengalami kontraksi sebesar 1,8%. Khusus di Sumatera bagian selatan, penjualan semen turun 1,4%.
“Namun, berkat kerja sama seluruh stakeholder, dedikasi karyawan serta keunggulan posisi SMBR di pasar, yang memungkinkan efisiensi produksi dan logistik, volume penjualan Semen Baturaja berhasil tumbuh 1%,” ujar Suherman.
Muhammad Syafitri, Direktur Operasi SMBR menambahkan, sepanjang Januari-September 2024, SMBR berhasil mencatatkan pertumbuhan positif pada produksi terak dan produksi semen. Produksi terak tumbuh 3% menjadi 1.105.967 ton. Produksi semen, pada periode yang sama, meningkat 2% menjadi 1.557.406 ton.
Sementara volume penjualan hingga September 2024, tumbuh 1% mencapai 1.540.665 ton.
“Harga jual rata-rata sedikit menurun, hal ini menyesuaikan dengan kondisi pasar yang sangat kompetitif,” ujarnya.
Sinergi jaringan logistik dalam group SIG, tambah Syafitri, membuka peluang bagi SMBR untuk meningkatkan utilisasi pabrik.