UniPin dan Fantech Indonesia: Merek Lokal yang Berkembang di Pasar Global
Semua pihak diimbau untuk mendukung gagasan pemerintah tentang “bangga akan buatan Indonesia”. Pasalnya, produk merek lokal itu akan membawa manfaat besar bagi masyarakat.
CEO UniPin Ashadi Ang mengatakan, berbicara produk merek lokal selalu ada asumsi bahwa akan kalah dengan produk merek luar. Kenyataannya tidak begitu dan banyak sekali produk merek lokal itu secara kualitas jauh lebih bagus dibanding produk merek luar.
“Ketika kita mendukung merek lokal, katakanlah UniPin (startup pembayaran game online) yang awalnya 5 orang menjadi 200 orang, hasilnya kita itu bayar pajak, berkembang, maka kita menyerap tenaga kerja lebih banyak. Jadi, perkembangan itu akan dirasakan suatu hari bahkan oleh diri sendiri,” kata Ashadi dalam sebuah diskusi virtual beberapa waktu lalu.
Karena itu, kata Ashadi, pihaknya juga mendukung merek lokal yang berkembang secara luar biasa secara internasional. Apalagi dampaknya sungguh akan terasa kepada produk domestik bruto (PDB) suatu negara.
“(Produk merek lokal) dampaknya memang bisa saja tidak sekarang, tapi bisa jadi 2-3 tahun mendatang,” ujar Ashadi.
Sementara itu, Fantech Indonesia, merek aksesori gaming lokal justru awalnya merambah pasar global dulu sebelum memasuki pasar lokal. Alasannya waktu itu gaming di Indonesia itu belum populer dan masyarakat cenderung kurang percaya dengan produk merek lokal.
“Apalagi dengan harga barang yang diimpor dari Tiongkok itu sangat murah sekali. Itu sebabnya, kita menjualnya dulu di luar negeri walau sebenarnya Fantech itu merek asal Indonesia,” kata CEO Fantech Indonesia Firsandy Pinardy.
Firsandy memastikan, Fantech merupakan merek lokal dari Indonesia. Karena itu, Fantech lalu mengembangkan produknya di Indonesia dengan harapan membuka lapangan kerja bagi masyarakta Indonesia.
“Kita ke depan fokus di Indonesia dengan merekrut tenaga-tenaga terampil generasi milenial di Indonesia,” ujar Firsandy.