BPS: Dampak Wabah Corona Belum Terasa
Badan Pusat Statistik (BPS) menilai dampak wabah virus corona belum tampak di tingkat neraca perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok. Diperkirakan dampak virus corona terhadap tingkat perdagangan Indonesia dan Tiongkok baru akan terlihat pada Februari 2020.
“Saya tekankan ekspor impor di Januari(2020), dari awal bulan hingga akhir bulan, angka itu belum menunjukkan pengaruh signifikan. Kita tentu saja perlu lebih waspada dan mungkin nanti bagaimana efeknya akan baru terlihat pada rilis bulan berikutnya di Februari. Intinya kita semua harus waspada,” kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (17/2).
Dikatakan Suhariyanto, karena wabah corona ini beberapa pengamat dari luar negeri telah memperkirakan adanya penurunan pertumbuhan ekonomi Tiongkok sekitar 1%. Dan itu bisa berdampak terhadap pertumbuhan Indonesia hingga 0,3%. Perkiraan ini, kata Suhariyanto, sifatnya masih spekulasi.
Kenyataan dampak virus corona ini baru akan terlihat dalam beberapa bulan ke depan. Meski demikian, Suhariyanto tetap mengimbau agar seluruh negara perlu mewaspadai dampaknya.
“Kita semua tidak bisa memperkirakan meski di luar sana banyak analisis yang mengatakan penurunan pertumbuhan 1% di Tiongkok akan berdampak 0,2% hingga 0,3%, tapi itu semua kan masih simulasi. Untuk melihat dampak sebenarnya, kita akan lihat di bulan-bulan berikutnya,” kata Suhariyanto.
Data BPS menunjukkan, untuk Januari 2020, terjadi penurunan nilai perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok terutama dari segi barang non-migas. Semisal, nilai eskpor non-migas Indonesia ke Tiongkok mengalami penurunan senilai US$ 211,9 juta per Januari 2020 dibanding bulan sebelumnya. Sementara nilai impor barang non-migas dari Tiongkok juga menurun senilai US$ 125,2 juta dari bulan sebelumnya.
Meski begitu, Tiongkok masih menjadi negara mitra dagang utama bagi Indonesia dengan menempati peringkat pertama dari segi total nilai ekspor barang non-migas senilai US$ 2,1 miliar dan total nilai impor senilai US$ 3,95 miliar. Neraca perdagangan antara Indonesia dengan Tiongkok masih defisit senilai US$ 1,84 miliar. Dibanding Januari 2019, angka ini menurun sebesar 23,4% yang kala itu defisitnya mencapai US$ 2,41 miliar.