Kembangkan Pariwisata di Labuan Bajo, LPEI dan BCA Sediakan Rp1,05 Triliun untuk Indonesia Ferry Properti

0
126

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bersama PT Bank Central Asia (BCA) Tbk mendukung pengembangan kawasan Marina Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur dengan memberikan fasilitas pembiayaan dan penjaminan kredit (blended financing) dengan total Rp1,05 triliun kepada PT Indonesia Ferry Properti (IFPRO).

Dalam proyek ini, LPEI untuk pertama kalinya berperan sebagai Joint Mandated Lead Arrangers and Bookrunners (JMLAB) bersama BCA. IFPRO, anak perusahaan PT ASDP Indonesia Ferry dan PT PP (Persero) Tbk, memiliki proyek khusus destinasi pariwisata super prioritas di Labuan Bajo.

IFPRO akan menggunakan fasilitas ini untuk berbagai inisiatif, termasuk pembangunan Hotel Meruorah, area komersial, dan proyek baru seperti hotel mid-tier, area komersial tambahan, serta pembangunan dermaga dan marina.

“Ini adalah bukti pemerintah melalui Kementerian Keuangan, bahwa negara hadir untuk membangun ekspor indonesia, termasuk yang berbasis pariwisata. Kawasan Marina Labuan Bajo memiliki potensi developmental impact yang tinggi, terutama kontribusi dalam peningkatan devisa dari para wisatawan mancanegara serta memberikan multiplier effect terhadap industri terkait, khususnya pelaku UMKM yang berada di kawasan tersebut,” kata Direktur Pelaksana Bidang Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi dalam keterangan resmi.

Baca Juga :   Pemerintah Alihkan Saham Negara di Indosat ke PT PPA (Persero)

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi menjelaskan kehadiran negara sangat terlihat di Labuan Bajo dengan pembangunan yang cepat. Dulu hanya ada satu hotel yang memiliki pelayanan yang baik dan kini memiliki 6 hotel bertaraf internasional.

“Ekosistem Manggarai Barat telah berubah dan tumbuh ke arah yang lebih baik. Ini adalah bentuk negara hadir dengan tujuan yang mulia,” kata Ira.

VP Corporate Banking Group BCA Rudy Kurniawan mengatakan BCA senantiasa berkomitmen untuk turut membiayai pengembangan destinasi wisata dalam negeri. Pihaknya berharap kredit yang disalurkan dapat mendorong pertumbuhan pariwisata dan ekonomi Indonesia, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Timur.

Direktur Utama PT Indonesia Ferry Properti, Ferry Snyders mengatakan dengan terlaksananya penandatanganan perjanjian kredit ini, selain dapat memperbaiki struktur pendanaan dari IFPRO sendiri juga sangat mendukung pengembangan Kawasan Terpadu Marina Labuan Bajo serta meningkatkan daya tarik wisatawan khususnya wisatawan mancanegara untuk datang ke Labuan Bajo.

Pembiayaan dan penjaminan kredit ini termasuk dalam penugasan khusus kepada LPEI untuk menyediakan pembiayaan ekspor, khususnya dalam mendukung Destinasi Pariwisata Super Prioritas, yang merupakan inisiatif dari Kementerian BUMN melalui Surat No. S1015/MBU/12/2021 tanggal 22 Desember 2021. Lebih lanjut, Penugasan Khusus kepada LPEI untuk Pengembangan Infrastruktur Marina dan Penunjang Pariwisata pada Destinasi Pariwisata Super Prioritas diterbitkan melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No. 272/KMK.08/2022 pada tanggal 5 Juli 2022.

Baca Juga :   Di AZEC Ministerial Meeting 2024, Pertamina Perkuat Kerjasama Dengan Perusahaan Jepang

Total dana Penugasan Khusus Ekspor (PKE) sebesar Rp8,7 triliun juga telah dialokasikan untuk berbagai program PKE, termasuk PKE Pariwisata Mandalika, PKE UKM, PKE Alat Transportasi, dan lainnya. Hingga 30 November 2023, total akumulasi disbursement PKE mencapai Rp12,96 triliun, dengan 80 produk ekspor dan lebih dari 100 negara tujuan ekspor.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics