Kementerian Investasi/BKPM Berupaya Dorong Nilai Tambah Lewat Hilirisasi dan EBT

0
26
Reporter: Rommy Yudhistira

Kementerian Investasi/Badan Kepala Penanaman Modal (BKPM) berupaya mendorong nilai tambah industri melalui hilirisasi dan penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia akan dimanfaatkan lebih optimal melalui penciptaan nilai tambah.

Selain memberikan nilai tambah, kata Deputi Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Dedi Latip, hilirisasi dan EBT dilakukan untuk mendukung transisi energi menuju pembangunan rendah karbon. “Sektor investasi hijau, mineral dan batu bara, serta minyak dan gas bumi, menjadi prioritas sektor hilirisasi yang akan menciptakan nilai tambah dan menarik investasi,” kata Dedi dalam The Iconomics Business Forum 2024 di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, Selasa (10/9).

Dedi mengatakan, tidak hanya melakukan hilirisasi sumber daya alam (SDM), Indonesia pun akan memanfaatkan peluang untuk investasi pada sektor EBT. Dengan potensi SDA Indonesia, hal tersebut dinilai menjadi peluang bagi sektor EBT.

“Seperti tenaga surya, air, panas bumi, bioenergi, dan angin. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Kementerian Investasi/BKPM ini diharapkan dapat mendorong peningkatan realisasi investasi, hingga Indonesia dapat meningkatkan ekonomi yang berkelanjutan dan mencapai visi Indonesia emas 2045,” ujar Dedi.

Baca Juga :   BAI Ekspor Perdana Tahun 2022 dari KEK Galang Batang

Dalam rangka mendorong hal tersebut, kata Dedi, investor asing dan dalam negeri berperan penting untuk mencapai realisasi investasi tersebut. Berdasarkan itu, Kementerian Investasi/BKPM berharap investor dapat memberikan dukungan dan berpartisipasi secara aktif.

Melalui dukungan para investor, lanjut Dedi, Kementerian Investasi/BKPM percaya Indonesia akan mampu bangkit dan menjadi negara maju. “Kementerian investasi siap berkomitmen melaksanakan 4 pilar kebijakan investasi dan juga akan memberikan dukungan kepada para investor yang akan merealisasikan investasi di Indonesia,” ujarnya.

Leave a reply

Iconomics