OVO Bakal Kenakan Biaya Transfer ke Bank Mulai Desember

0
198
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Dompet elektronik OVO akan mengenakan biaya untuk transfer ke bank mulai 12 Desember 2019 mendatang. Biaya transfer ke semua bank bakal dikenakan tarif sebesar Rp2.500 per transaksi. Menurut Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra, penetapan biaya tersebut merupakan salah satu bagian dari rencana bisnis pihaknya demi mencapai profitabilitas dan sustainability.

“Ini kan bisnis. Saya kira semua teknologi besar memahami bahwa ini merupakan bisnis. Artinya, suatu waktu harus mengarah ke profitabilitas,” kata Karaniya di Djakarta Theatre, Jakarta, kemarin (28/11/2019).

Karaniya menjelaskan bahwa sebenarnya, biaya tersebut sudah lama ditelan oleh pihaknya dalam upaya untuk menarik dan mengedukasi pengguna pada teknologi finansial atau fintech. Ia menambahkan bahwa OVO bukanlah satu-satunya perusahaan yang melakukan hal ini. Semua perusahaan teknologi lainnya seperti Gojek, Bukalapak, Tokopedia dan LinkAja, juga menerapkan strategi yang sama.

“Gojek, Bukalapak, Tokopedia, juga melakukan upaya untuk melakukan edukasi, sama seperti OVO. LinkAja juga gitu,” tandas Karaniya.

Strategi menanggung biaya tidak dapat dipertahankan secara jangka panjang. Tidak hanya OVO yang menyadari hal tersebut. Seluruh perusahaan teknologi lainnya di Indonesia juga menyadari hal itu.

Baca Juga :   Jokowi Ingatkan Para Kepala Daerah soal Inflasi dan Penetapan Tarif Seperti PDAM

“Kan saya lihat kalau sudah ada tabelnya. Ada banyak pemain lain yang mulai mengenakan biaya-biaya tertentu yang menurut saya wajar. Itu semua ada biayanya, ga mungkin kita terus menerus menyerap biaya itu,” ujar Karaniya.

Penerapan strategi tersebut oleh OVO masih belum terpapar dengan tuntas terhadap dampaknya terhadap pendapatan OVO. Karaniya masih enggan membeberkan proyeksi pendapatan yang akan diperoleh bila penetapan biaya transfer ke bank berjalan.

Dalam memperkuat sepak terjangnya, OVO akan terus berfokus melayani segmen masyarakat menengah kebawah, seperti yang telah dimandatkan kepada OVO oleh pemerintah. Karaniya menyebutkan 28% dari pengguna OVO terdiri dari masyarakat yang selama ini tidak mempunyai rekening bank. “Itulah hasil dari upaya yang dilakukan oleh OVO dan pemain fintech lainnya,” ucapnya.

Leave a reply

Iconomics