Prospek Cerah Aset Kripto Pasca Persetujuan ETF Bitcoin Spot; Respon Para Pelaku Industri di Indonesia

0
126

Pelaku industri aset kripto di Indonesia kompak menilai persetujuan ETF Bitcoin Spot oleh otoritas di Amerika Serikat akan membuat industri ini makin memiliki prospek yang cerah.

Pada 10 Januari 2024 U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) atau Komisi Sekuritas dan Bursa AS – kurang lebih seperti OJK di Indonesia – menyetujui penerbitan ETF Bitcoin Spot.

Ada 11 perusahaan yang mengajukan permohonan penerbitan ETF ke SEC yaitu ARK 21Shares, Invesco Galaxy, VanEck, WisdomTree, Fidelity, Valkyrie, BlackRock, Grayscale, Bitwise, Hashdex, dan Franklin Templeton. Setelah disetujui, ETF Bitcoin perusahaan-perushaan ini pun mulai diperdagangkan pada Kamis 11 Januari kemarin.

Apa Itu ETF Bitcoin Spot?

Di Indonesia dikenal yang namanya reksa dana Exchange-Traded Fund (ETF). Produk reksa dana ETF ini mengadopsi unsur reksa dana dalam hal pengelolaan investasinya. Reksa dana ETF, antara lain menggunakan indeks saham tertentu sebagai underlying atau aset yang mendasarinya, misalnya Indeks LQ45 dan IDX30.

Berbeda dengan reksa dana, reksa dana ETF dapat diperdangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara harian, seperti halnya saham dan harganya pun tersedia real time selama jam perdagangan. Reksa dana yang bukan ETF harganya baru terlihat setelah jam perdagangan di BEI berakhir.

Meski menggabunkan fitur reksa dana dan seham secara bersamaan, tetapi minat pelaku pasar di Indonesia terhadap reksa dana ETF ini relatif rendah. Hingga November 2023 lalu, jumlah reksa dana ETF yang diterbitkan di BEI baru sebanyak 50 ETF yang diterbitkan oleh 22 perusahaan Manajer Investasi.

Baca Juga :   Ekosistem Investasi Aset Kripto Perlu Regulasi untuk Melindungi Masyarakat

Lantas, apa hubungan reksa dana ETF ini dengan ETF Bitcoin Spot yang lagi happening di industri kripto? Keduanya  memiliki kemiripan. Bila reksa dana ETF menggunakan indeks tertentu sebagai acuan, ETF Bitcoin Spot menggunakan bitcoin di pasar spot sebagai aset dasar atau underlying.

Mengutip Coindesk, berbeda dengan aset kripto yang diperdagangkan di bursa kripto,  ETF diperdagangkan di bursa tradisional, seperti New York Stock Exchange dan Nasdaq. Saat Anda berinvestasi dalam ETF bitcoin, Anda tidak membeli bitcoin itu sendiri secara langsung. Tetapi, Anda membeli unit penyerataan yang mana bitcoin sebagai underlying-nya. Sarana investasi ini dirancang untuk memudahkan investor tradisional mendapatkan eksposur terhadap pergerakan harga bitcoin tanpa harus membeli dan menyimpan aset kripto itu.

Menurut Oscar Darmawan , CEO dan Founder Indodax, harga ETF Bitcoin Spot akan mengikuti pergerakan aset dasaranya, tanpa harus memiliki aset fisiknya langsung.

“Jika harga bitcoin sedang meningkat, harga di ETF Bitcoin Spot juga meningkat, dan begitu pula sebaliknya. Namun, ETF Bitcoin Spot ini akan berdagang di bursa saham seperti NYSE/TSX, bukan di pertukaran kripto,” ujar Oscar dalam keterangan tertulis, yang dikutip, Jumat, 12 Januari.

Aset Kripto Semakin Diakui

Menurut Oscar Darmawan, persetujuan ETF Bitcoin ini merupakan tonggak penting bagi industri aset kripto global, dan berpotensi memberikan dampak positif bagi pasar aset kripto di Indonesia.

Baca Juga :   Indodax Jalin Kerja Sama dengan BRI untuk Transaksi Pembelian Kripto

Adanya pengesahan ETF Bitcoin Spot menandakan Bitcoin sebagai komoditas yang diakui secara global, bahkan oleh SEC.

“Hal ini menunjukkan bahwa regulator mulai menerima kripto sebagai aset yang sah dan dapat diinvestasikan,” ujar Oscar.

Dalam keterangan terpisah, Jesse Choi selaku CO-CEO Reku juga berpendapat senada. Ia mengatakan disetujuinya ETF Bitcoin Spot menggambarkan penerimaan institusi keuangan tradisional global terhadap bitcoin yang semakin tinggi.

“Hal tersebut mengindikasikan besarnya minat investor tradisional terhadap bitcoin,” ungkap Jesse.

Pelaku industri kripto Indonesia lainnya yaitu CEO Bittime, Ryan Lymn mengatakan persetujuan produk ETF Bitcoin di pasar spot bisa dikatakan sebagai salah satu hal bersejarah, yang menandakan perubahan positif di industri aset kripto.

“Ini bisa berarti bahwa investor institusi berskala besar menerima aset kripto sebagai produk investasi yang menarik,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Theiconomics.com.

Apa Dampaknya Terhadap Harga?

Menurut Oscar,  persetujuan ETF ini dapat membantu mengatasi masalah instabilitas bitcoin. Aset kripto, tak terkecuali bitcoin,  merupakan aset yang memiliki volatilitas yang tinggi.

“Maka dari itu, lahirnya ETF Bitcoin Spot dapat membuat harga bitcoin lebih stabil. Adanya ETF Bitcoin Spot ini dapat membuat bitcoin lebih mudah dibeli dan dijual karena menawarkan likuiditas yang lebih tinggi daripada pasar bitcoin spot tradisional,” ucap Oscar.

Tak hanya itu, adanya ETF Bitcoin Spot, kata Oscar Darmawan, dapat membantu mendorong para investor baru untuk mengadopsi aset kripto.

Tren harga bitcoin (BTC) dalam setahun terakhir/Sumber: Coinmarketcap

Jesse Choi mengatakan persetujuan ETF Bitcoin membawa dampak positif bagi industri kripto, khususnya di Amerika Serikat.

Baca Juga :   Pluang dan Pintu Resmi Mendapat Izin Bappebti Sebagai Pedagang Fisik Aset Kripto

“Ini semakin memudahkan akses berinvestasi bagi investor institusional dan ritel melalui ETF Bitcoin. Sehingga antusiasme dan permintaan pasar dapat semakin mendorong aliran dana ke Bitcoin,” ujarnya.

Melansir  Alliance Bernstein, Jesse mengungkapkan,  jumlah investasi yang masuk ke pasar kritpo dengan adanya ETF Bitcoin ini mencapai US$5 miliar hingga US$10 miliar.

Alliance Bernstein, yang berkantor pusat di Nashville, Tennessee, Amerika Serikat merupakan perusahaan manajemen aset yang menyediakan manajemen investasi dan layanan penelitian di seluruh dunia untuk investor institusional dan ritel.

CEO Bittime Ryan Lymn mengatakan persetujuan ETF Bitcoin oleh SEC bisa membuat industri aset kripto semakin menggeliat. Hal itu ditambah dengan prospek dari momentum bitcoin halving yang bisa membuat pasar aset kripto kian ramai dan tumbuh positif.

“Bitcoin halving yang terjadi setiap beberapa tahun sekali dan dijadwalkan terjadi pada April 2024. Peristiwa ini dapat mengubah jumlah bitcoin yang beredar sehingga mempengaruhi harganya. Menurut prediksi kami, tahun ini bitcoin berpeluang menembus nilai tertinggi 2021 lalu di level US$68.000,” imbuhnya.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics