Public Affairs Harus Miliki New Mindset untuk Stakeholder Engagement
Pandemi Covid-19 telah mengubah lanskap dunia sehingga berdampak signifikan dalam perkembangan dunia public affairs. Praktisi dituntut terus beradaptasi atas dinamika perubahan global yang begitu cepat. Interaksi dan membina hubungan bersama pemangku kepentingan (stakeholders) sebagai bagian penting dalam organisasi mau tidak mau ikut berubah.
Menurut Ketua Public Affairs Forum Indonesia dan Executive Vice President di Freeport Indonesia, Agung Laksamana, Public Affairs harus memiliki new mindset dalam konteks stakeholder relationships dan engagement di era baru ini.
“Divisi Public Affairs harus sejak awal terlibat dalam proses bisnis organisasi baik strategy, planning, hingga execution. Jadi tidak semata stakeholders engagement atau ketika organisasi sedang ditimpa issues atau krisis saja!” kata Agung saat webinar Stakeholder Engagement in the New Era belum lama ini.
Ia menambahkan bahwa kompetensi Public Affairs pun harus bisa memaksimalkan platform digital untuk engaging stakeholders, karena kebiasaan (habits) para stakeholders juga sudah berubah.
Adapun pesan dari Senior Manager Komunikasi SKK Migas Nyimas Fauziah Rikani kepada praktisi Public Affairs adalah kunci kemauan dan kemampuan mendengar. Ia menjelaskan bahwa kemampuan dan kemauan untuk mau mendengarkan harapan stakeholder juga merupakan hal yang penting dan perlu dilakukan praktisi Public Affairs dalam kesuksesan sebuah stakeholder engagement.
“Dengan mendengarkan, kita bisa membuat key message secara costumize sesuai yang diinginkan, dengan demikian perhatian stakeholder akan fokus,” ucap Nyimas Fauziah.
Senada Chief of Corporate Affairs, Engagement & Sustainability L’Oréal Melanie Masriel mengatakan hal tersebut. Ia mengatakan sebagai korporasi pihaknya harus memiliki data analisis yang kuat terkait apa yang dibicarakan atau dipikirkan oleh stakeholder dan dengan begitu pihaknya bisa menggunakan channel yang tepat untuk bisa engage dengan mereka.
“Hanya ketika kita bisa mendengarkan dengan seksama, maka kita bisa engage dengan audiens kita,” kata Melanie.
Pembicara lainnya, Direktur Utama PT Tempo Inti Media Tbk (TEMPO) Arif Zulkifli memberikan pandangan tentang pentingnya memberikan informasi dengan mengutamakan tranparansi untuk membangun kepercayaan antar pemangku kepentingan. Adapun Advisor to the Senior Partner, Government Relations & Public Affairs PwC Indonesia Daniel Rembeth memaparkan, agar praktisi terus beradaptasi dalam semua situasi dengan memanfaatkan channel digital untuk menyampaikan pesan kepada stakeholder dan tentunya pesan tersebut harus “being honest”.