Public Affairs: Era Baru Stakeholders Engagement
Lanskap pemangku kepentingan berubah di era baru ini. Public Affairs Forum Indonesia mengangkat topik ini dalam diskusi “Forum Bersama Praktisi Senior” pada Selasa 29 Maret mendatang.
The Iconomics bersama Agung Laksamana, Ketua Umum Public Affairs Forum Indonesia yang kesehariannya sebagai Executive Vice President Freeport Indonesia membahas topik ini menjelang diskusi forum. Berikut petikan wawancara virtual, Arif Hatta, Pemimpin Redaksi The Iconomics bersama Agung.
Apa yang berbeda dari stakeholder engagement sebelum Covid-19 dan sekarang?
Dalam opini saya, stakeholder engagement ini terus berevolusi. Salah satu konsekuensi dari global pandemi Covid-19 adalah perubahan perilaku kita. Terbentuk pola pikir baru, new habit, new values, regulasi dan policy hingga changes dalam hubungan antar-kita, baik itu masyarakat maupun organisasi. Cara kita berinterakasi serta bagaiman kita meng-approach stakeholder change! Karena people berubah maka stakeholder engagement juga berubah!
Bagaimana contoh spesifiknya?
Dalam satu sisi, virus Covid-19 ini tidak mengenal batas (borderless) sehingga sering disebut sebagai krisis! Namun, ada quote menarik dari Presiden Amerika Serikat Franklin Roosevelt yang katakan, “never waste an opportunity offered by a good crisis.!” Benar, pandemi bisa dlihat sebagai krisis namun sebaliknya kita harus bisa melihat ini sebagai opportunities juga!
Pandemi sedikit banyak mengubah perilaku kita atau masyarakat sehari-hari. Di negara Western bahkan negara Asia, masyarakat melihat time, space, prioritas dari perspektif yang berbeda. Mengapa harus ke kantor toh work from home (WFH) saya tetap bisa produktif! Saya tidak perlu tinggal di kota lagi karena tidak nyaman, tinggal di daerah juga bisa tetap bisa berkontribusi! Cara kita membeli produk, memilih brand, merek favorit hingga siapa influencer yang cocok atau acara TV yang ingin ditonton. Ini prilaku yang cukup cepat berubah!
Apakah ekspektasi stakeholder berubah?
Harus diakui, ekspektasi stakeholder terhadap organisasi dan perusahaan tanpa Covid-19 pun sudah tinggi. Ekspektasi akan transparansi, lebih engaged dan involvement stakeholder lebih dalam kegiatan organisasi menjadi kata kunci! Bahkan, secara global, organisasi harus familiar dengan ESG (Environmental, Security dan Governance) sebagai acuan dan measurement of success.
Dalam konteks public affairs sendiri?
Praktisi public affairs, menurut saya, perlu adjust dengan new mindset atas stakeholder relationships dan engagement. Artinya, tidak semata memahami mapping dan prilaku stakeholders tapi juga harus bisa gunakan platform channel teknologi untuk engaging stakeholders.
Seberapa penting public affairs menggunakan digital?
Platfrom digital dan teknologi harus menjadi kompetensi praktis saat ini. Sekalipun kita tahu cara terbaik untuk membangun relationship adalah langsung one on one dan personal, tetapi itu tadi era juga sudah berubah!
Praktisi harus memaksimalkan digital untuk mapping, profiling, melihat tren serta latest topics dan issues yang sedang berkembang. Digital teknologi ini akan speed up proses pemetaan tersebut sehingga decision pun bisa cepat. Gunakan Zoom atau videocall untuk berbicara langsung stakeholder Anda daripada email.
Apa yang menjadi prioritas bagi public affairs?
Praktisi public affairs harus mengetahui siapa publiknya? Stakeholder-nya! Pemetaan yang detail, mendengarkan, pemahaman isu dan kemudian aligned dengan goal organisasi kita! Di Era digital ini, seharusnya bisa dilakukan dari remote.
Apakah impact-nya bisa langsung positif?
Butuh waktu untuk membangun trust!
Apa peran strategis public affairs di era baru stakeholder engagement ini?
Salah satu peran public affairs ibarat seperti membangun bridges (jembatan) yang menghubungkan organisasi dan stakeholders-nya. Di mana platform digital dan remote access menjadi esensi dari bridge itu.
Stakeholder engagement apakah fokus ke eksternal saja?
Fungsi public affairs dan komunikasi harus ada aspek internal dan people. Ada pernyataan menarik dari Profesor Giampietro Vecchiato dari Universitas Padua, “a company communicate outside what it is inside.” Artinya, stakeholders kita pun ada 2 internal dan eksternal!
Jadi prioritas public affairs harus seimbang?
Dalam konteks public affairs, eksternal stakeholder adalah prioritas. Karena ada aspek license to operate, business continuation, reputation, dan isu operasional lainnya.
Jika disimpulkan, apa kunci sukses public affairs dengan stakeholder engagement di era baru ini ?
Personal relationship! Menurut saya, di new era stakeholder engagement ini, personal relationship menjadi key success!
[…] Public Affairs: Era Baru Stakeholders Engagement […]