Komunikasi Publik Harus Bernarasi Optimis
Praktisi komunikasi publik memegang peran penting dalam mengawal informasi dan komunikasi yang bernuansa optimisme. Apalagi di tengah arus informasi yang semakin melimpah ruah. Sepanjang tahun 2020, sejumlah isu hangat kerap menjadi sorotan publik, mulai dari polemik vaksin Covid-19, dinamika geopolitik global, kondisi politik nasional, dan kebijakan sosial lainnya yang berpotensi untuk menimbulkan gelombang misinformasi (hoaks), ujaran kebencian maupun sentimen negatif publik. Sebagai praktisi komunikasi publik, baik di tataran perusahaan maupun organisasi pemerintah, terdapat tanggung jawab penting untuk menjaga agar informasi yang ada di publik tidak berdampak buruk bagi kepentingan organisasi dan lembaga, sekaligus tidak semakin menjerumuskan publik pada hal-hal negatif yang dapat menimbulkan kericuhan.
Public Affairs Forum Indonesia kembali hadir sebagai wadah untuk mensinergikan 3 fungsi strategis baik dari publik, pemerintah, dan bisnis dalam membangun narasi optimisme tentang Indonesia yang lebih produktif dan kondusif.
Ketua Penyelenggara Public Affairs Forum Indonesia (PAFI) yang juga Director Corporate Affairs APRIL Group Agung Laksamana menyatakan praktisi public affairs sebagai seorang komunikator sekaligus negosiator haruslah berpikiran progresif, memiliki strategi, serta mampu membuat narasi pesan yang positif kepada seluruh audiensnya, baik di internal, media, pemerintah, konsumen atau aktivis.
“Melalui Public Affairs Forum ini, kita menghadirkan ide-ide, taktik serta contoh inovatif yang dibutuhkan untuk meraih positif influencekepada para stakeholders, yang lebih penting lagi, membangun reputasi dan trustorganisasi kita di 2021,” kata Agung.
Turut hadir beberapa tokoh senior di kalangan public affairs dan praktisi komunikasi lainnya, salah satunya CEO Freeport Indonesia dan Dewan Pembina PAFI Tony Wenas.
”Public affairs merupakan jembatan komunikasi antara swasta dan pemerintah, koperasi dan publik, pemerintah dengan masyarakat, dan stakeholder lainnya, dan juga garda terdepan dalam menyampaikan dan menerima informasi untuk membangun harapan semangat optimisme masyarakat Indonesia,” tuturnya.
Selain itu, ada juga Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi/Juru Bicara Presiden RI M. Fadjroel Rahman yang hadir dalam diskusi menuturkan pentingnya vaksinasi informasi tidak benar yang tersebar masif di platform digital.
”Untuk menuju Indonesia waras digital, perlu upaya urun rembuk dalam menghadapi misinformasi melalui peningkatan volume atau kecepatan menyebarkan narasi-narasi baik,” tambahnya.
Duta Besar RI untuk RRT & Mongolia Djauhari Oratmangun berbagi pengalaman komunikasi public di China. Ia memaparkan proses komunikasi publik di China yang minim misinformasi yang membantu proses pemulihan Covid-19 lebih cepat.
“China bersama-sama mencegah misinformasi dengan menimbulkan pemberitaan positif secara masif. Kita juga perlu membangun komunikasi publik yang optimisme di Indonesia,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito juga mengungkapkan pentingnya melakukan komunikasi publik agar masyarakat menjadi konsumen yang cerdas dalam mengonsumsi obat dan produk.
”Untuk membangun masyarakat cerdas, perlu membangun aspek trust dengan terus mencari solusi komunikasi publik yang tepat dan melibatkan semua komponen bangsa sesuai dengan target produk dan populasi,” kata Penny.
Di sisi lain, gejolak perekonomian dan situasi yang serba tidak pasti membuat perusahaan BUMN harus mengatur strategi komunikasi yang ideal dan efektif bagi publik.
”Kita membangun branding publik komunikasi tidak hanya yang menyangkut BUMN saja tetapi juga stakeholder lainnya,” kata Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Publik Arya Mahendra Sinulingga.
Ia mengatakan pihaknya melakukan agenda setting dan media plan setiap dua miggu sekali. Kemudian, masing-masing media plan BUMN akan di-scoring penilaiannya untuk melihat pertumbuhan kemampuan. Dengan ini, setiap BUMN tidak lagi reaktif, tetapi juga proaktif dengan apapun kondisi saat ini yang sangat borderless.
Disinggung soal peran media mainstream dalam menghadirkan pemberitaan yang faktual, Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Benyamin menyampaikan pihaknya menjaga trust dari para pembaca. Media bukan hanya untuk menampung semua informasi, tetapi memastikan dan memverifikasi informasi sehingga dapat diterima dengan benar dihadapan pembaca.
Agung Laksamana menambahkan webinar kali kedua ini adalah komitmen PAFI dalam melanjutkan semarak sinergi dan profesionalisme kalangan praktisi public affairs. Kedepannya, forum ini akan terus hadirkan topik-topik yang relevan dan aplikatif bagi praktisi komunikasi.
“Public Affairs Forum Indonesia juga mendapat dukungan dari yakni PT. Freeport Indonesia, APRIL Group, PT. United Family Food (UNIFAM Group), Frisian Flag Indonesia, Krakatau Posco, Dialogue Communications, Repoeblik Advisory, Praxis, dan ICONOMICS,” tutup Agung.