Bio Farma Dapat Permintaan Nilai Kontrak Vaksin Rp 1,4 T Ketika Hadiri Annual General Meeting DCVMN 2024
PT Bio Farma (Persero) memperoleh permintaan nilai kontrak vaksin sebesar Rp 1,4 triliun untuk 2025 ketika menghadiri pertemuan Annual General Meeting DCVMN 2024 di Sao Paulo, Brasil. Karena permintaan itu, maka holding BUMN farmasi itu dinilai berhasil memberikan kepercayaan di mata dunia.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, kepercayaan dunia kepada Bio Farma karena mampu mendistribusikan vaksin ke 150 negara. Dengan pengalaman lebih dari 2 dekade di pasar vaksin internasional, Bio Farma telah menunjukkan peran penting dalam menjaga kesehatan global, khususnya bagi anak-anak di seluruh dunia.
“Ini merupakan hal yang positif dan sangat membanggakan. Bahkan, Bio Farma menargetkan nilai ekspor vaksin tahun depan bisa terus meningkat,” kata Erick dalam keterangan resminya di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (1/11).
Kementerian BUMN, kata Erick, akan berupaya mendorong peningkatan kapasitas dan kualitas produksi Bio Farma. Terlebih perusahaan farmasi itu telah mengantongi persetujuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk 20 produk vaksin sejak tahun 1997.
Erick menyebutkan, berdasarkan jumlah volume, dengan kemampuan kapasitas produksi mencapai 3,1 miliar dosis, Bio Farma masuk dalam salah satu dari 7 pemasok terbesar WHO. “Pada 2023, nilai ekspor Bio Farma mencapai Rp 2,9 triliun, dengan distribusi sekitar 2 miliar dosis produk secara global. Hal ini menunjukkan peningkatan sebesar 80% dalam 2 tahun terakhir,” ujar Erick.
Bio Farma, tambah Erick, berperan besar dalam penyediaan vaksin bagi lembaga internasional seperti UNICEF dan PAHO. Bio Farma turut membangun kolaborasi aktif dengan negara-negara lain, termasuk proyek transfer teknologi Atlantic Life Sciences di Ghana.
“Langkah-langkah ini penting untuk memperkuat ketahanan kesehatan di berbagai wilayah, terutama di negara berkembang,” ujar Erick.
Kemudian, kata Erick, Bio Farma pun mengembangkan produk baru dengan kolaborasi internasional. Adapun proyek unggulan hasil dari kolaborasi itu yakni, Vaksin Konjugat Tifoid (TCV) dengan IVI Korea Selatan, Vaksin Rotavirus dengan Murdoch Children Research Institute Australia, dan Vaksin Hexavalent dengan Sinovac Tiongkok.
“Inovasi dan kemitraan yang dibangun oleh Bio Farma menjadi wujud nyata komitmen Indonesia dalam menciptakan kemandirian kesehatan regional,” katanya.