
Kinerja Keuangan, Id Food Turunkan Beban Utang Secara Bertahap dari 2023 hingga Februari 2025

Pertemuan asosiasi peternak dan petelur dengan Id Food/Dok. Id Food
Iconomics - Holding pangan BUMN, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau Id Food mengaku telah menurunkan beban utang secara berkala dalam kurun waktu 2 tahun. Pada 2023, Id Food memiliki utang sebesar Rp 8,16 triliun, kemudian turun menjadi Rp 7,8 triliun pada 2024, dan menurun kembali menjadi Rp 7,4 triliun pada Februari 2025.
Direktur Keuangan dan Strategi Susana Indah Kris Indriati mengatakan, pihaknya melaksanakan sejumlah strategi untuk menurunkan tingkat utang perusahaan.
“Ini memang menjadi fokus utama kami juga bagaimana kita secepatnya menurunkan utang kepada bank. Karena ini memang bunganya juga terus terang membebani dari kami secara cash flow,” kata Indah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/3).
Dari sisi kinerja, kata Indah, Id Food mencatat total aset yang berhasil dikumpulkan selama periode 2023-2024 mengalami kenaikan 11% dari Rp 29,0 triliun menjadi Rp 32,3 triliun. Kemudian, untuk liabilitas tumbuh 21%, dari Rp 13,2 triliun pada 2023 menjadi Rp 15,9 triliun di 2024.
“Kemudian ekuitas yang berhasil kita bukukan dengan perjalanan sepanjang 2024 ini ada peningkatan sebesar 3%, yaitu di 2023 sebesar Rp 15,8 triliun menjadi Rp 16,4 triliun. Kemudian di sisi rugi laba, revenue yang berhasil kami bukukan itu mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu sebesar 20%. Dari Rp 15,2 triliun menjadi Rp 18,3 triliun,” ujar Indah.
Selanjutnya kinerja earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA), kata Indah, Id Food membukukan EBITDA sebesar Rp 631 miliar pada 2024. Angka tersebut meningkat 12% dari periode sebelumnya yang mencapai Rp 562 miliar.
Selanjutnya, kata Indah, Id Food mencatat penurunan net income sebesar 61%, dari Rp 234 miliar pada 2023, menjadi Rp 92 miliar di tahun 2024. Penurunan net income disebabkan adanya proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang dialami PT Rajawali Nusindo selaku anak usaha.
“Jadi salah satu perusahaan perdagangan kami yaitu Nusindo sedang proses PKPU, dan ini tentu berdampak cukup besar. Karena semula Nusindo di tahun-tahun sebelumnya merupakan cash flow dari perusahaan Id Food ini,” tambah Indah.
Selain memperkuat holding pangan, kata Indah, pihaknya pun dalam beberapa tahun terakhir melakukan penyehatan pada beberapa anak usaha yang dinilai berkinerja kurang baik. Seluruh program yang dijalankan Id Fod, dapat dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan sebelumnya.
“Selain holding pangan, kami juga melakukan penyehatan. Jadi beberapa anak perusahaan yang kondisi keuangannya itu perlu disehatkan, kami lakukan program penyehatan. Dan di sepanjang 2024 ini program tersebut sesuai dengan yang kita jadwalkan,” katanya.
Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.
Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics
Leave a reply Cancel reply
MOST POPULAR TAG
Most Popular
Infographic
-
Harga Emas Batangan dalam Sepekan
May 19, 2025 -
Kinerja BPJS Ketenagakerjaan 2021-2023
May 17, 2025 -
Penjualan Mobil Domestik Masih Lesu Hingga April
May 14, 2025