VIDA Kenalkan AI yang Memungkinkan Industri Fintech Syariah Perangi Penipuan Deepfake

0
76
Reporter: Rommy Yudhistira

PT Indonesia Digital Identity (VIDA) mengenalkan VIDA Deepfake Shield sebagai solusi kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan industri fintech syariah memerangi penipuan deepfake secara efektif. Deepfake merupakan teknologi AI yang digunakan untuk membuat video atau audio yang seakan-akan membuat orang yang dituju melakukan sesuatu.

Sebagai penyelenggara sertifikasi elektronik (PSrE) di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), SVP Product VIDA Ahmad Taufik mengatakan, pihaknya berupaya memperkuat ekosistem keuangan digital yang aman dan terpercaya. “Saat ini, deepfake pun menjadi ancaman yang serius bagi sektor fintech syariah, teknologi verifikasi identitas secara realtime ketika bertransaksi menjadi kunci pertahanan terhadap serangan,” kata Ahmad dalam keterangannya pada Kamis (27/6).

Ahmad mengatakan, VIDA akan memastikan foto pengguna untuk dianalisis dari sisi kualitas dan otentisitas. Juga memastikan keamanan perangkat dan kamera yang digunakan, serta memanfaatkan AI untuk mengetahui jika ada kemungkinan fraud.

“Penerapan langkah-langkah keamanan siber dalam setiap transaksi digital sangat penting dilakukan untuk menjaga kepercayaan nasabah. Mitigasi risiko peretasan pada sejumlah simpul keamanan siber layanan fintech syariah akan menentukan seberapa jauh ekosistem keuangan digital syariah yang aman dan terpercaya bisa terwujud,” ujar Ahmad.

Baca Juga :   IBC Sebut Cepatnya Evolusi Teknologi Jadi Tantangan Kembangkan Baterai Kendaraan Listrik

Berdasarkan laporan Whitepaper VIDA, kata Ahmad, pihaknya mencatat penipuan deepfake meningkat lebih dari 900% dari 2017 hingga 2019. Bahkan, salah satu kasus penipuan perbankan menggunakan teknologi deepfake baru-baru ini menyebabkan institusi keuangan di Hongkong rugi sebesar US$ 25 juta atau sekitar Rp 392 miliar.

Penipuan tersebut terjadi, kata Ahmad, ketika karyawan yang menjadi korban diperintah untuk bertransaksi secara rahasia. Namun itu semua hanya perintah palsu yang memanfaatkan teknologi deepfake.

“Saat ini, deepfake juga menjadi ancaman yang serius bagi sektor fintech syariah, teknologi verifikasi identitas secara realtime ketika bertransaksi menjadi kunci pertahanan terhadap serangan,” katanya.

Sebagai informasi, Indonesia saat ini menduduki peringkat ketiga negara dengan pangsa pasar fintech syariah terbaik di dunia dibandingkan dengan Uni Emirat Arab. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun memproyeksikan pertumbuhan pangsa pasar bank syariah mencapai hingga 18% pada 2028.

Dalam peta jalan pengembangan dan penguatan perbankan syariah Indonesia 2023-2027, OJK telah mendorong akselerasi digitalisasi perbankan syariah, yang meliputi peningkatan kualitas ketahanan teknologi informasi perbankan syariah, termasuk dalam hal ini perlindungan terhadap data pribadi nasabah.

Leave a reply

Iconomics