Catat Arus Kas Rp2,5 Triliun di Semester I-2024, Saratoga Beberkan Arah Bisnis ke Depan

0
55

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) mencatatkan arus kas yang solid sepanjang semester I-2024, yaitu sebesar Rp2,5 triliun dari dividen dan monetisasi portofolio investasi Perusahaan.

Direktur Investasi Saratoga, Devin Wirawan menjelaskan salah satu investasi penting Perusahaan selama semester I-2024 dilakukan di sektor kesehatan melalui akuisisi mayoritas saham Brawijaya Healthcare (Brawijaya), sebuah jaringan rumah sakit umum terkemuka di Indonesia.

“Kami meyakini Brawijaya memiliki fundamental kuat untuk terus bertumbuh dan memperluas jaringan rumah sakitnya di Indonesia. Saat ini, Brawijaya telah memiliki dan mengoperasikan lima rumah sakit dan dua klinik yang tersebar di wiliayah Jakarta, Depok, Bandung, dan Tangerang,” kata Devin dalam keterangan resminya.

Perusahaan optimistis dengan kemampuan ekspansi bisnis Brawijaya yang didukung oleh tim manajemen yang berpengalaman kuat di sektor kesehatan. Kolaborasi antara tim Saratoga dan manajemen Brawijaya ini akan memperkuat operasional rumah sakit dan menciptakan pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan.

Brawijaya juga berfokus pada pengembangan Centers of Excellence seperti BraveHeart. BraveHeart memiliki tim dokter subspesialis, termasuk ahli dalam bedah, intervensi koroner, jantung anak, cardiac imaging, penggantian katub jantung tanpa operasi, elektrofisiologi, dan terapi pacu jantung. Tim BraveHeart dipimpin oleh seorang kardiolog senior terkemuka, yaitu Dr. dr. Muhammad Yamin, Sp.JP (K), Sp.PD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS.

Baca Juga :   Tugu Insurance Catat Laba Bersih Rp439 Miliar di Semester I-2024

Selain sektor kesehatan, Saratoga akan terus mengembangkan investasinya pada infrastruktur digital seperti Bersama Digital Data Centres (BDDC). BDDC baru saja meresmikan pusat data (data centre) yang kedua yakni JST1 di Jakarta Timur. Keberadaan JST1 akan melengkapi data centre JBT1 di Jakarta Barat yang sebelumnya telah beroperasi. Ke depan, BDDC menargetkan pengembangan kapasitas JST1 hingga 32 MW dan JBT1 hingga 30 MW.

Menurut Devin, potensi sektor infrastruktur digital di Indonesia masih sangat besar. Saratoga akan terus mengoptimalkan setiap peluang dan berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Direktur Keuangan Saratoga, Lany D. Wong menambahkan di tengah kondisi pasar dan ekonomi global yang dinamis, Saratoga mampu mempertahankan kinerja keuangan yang positif. Perusahaan berhasil mencatatkan Net Aset Value (NAV) sebesar Rp49,4 triliun pada semester I-2024 atau tumbuh 4% secara kuartal (QoQ) dibandingkan kuartal I-2024 sebesar Rp 47,5 triliun. Perolehan NAV ini terutama didukung kinerja positif dan kenaikan harga saham portofolio seperti PT Adaro Energi Indonesia Tbk. (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), serta pertumbuhan dari portofolio perusahaan non-publik.

Baca Juga :   Pendapatan Dividen Saratoga Naik 9% di Semester I-2023

Saratoga juga berhasil menurunkan hampir separuh dari posisi utang bersih di akhir semester I-2024 menjadi Rp449 miliar, dibandingkan kuartal I-2024 sebesar Rp 885 miliar. Selain itu, Perusahaan mampu mempertahankan rasio biaya dan utang tetap pada level yang sehat. Biaya operasional terhadap NAV dan loan-to-value masing-masing sebesar 0,6% dan 0,7% dari sebelumnya 0,5% dan 1,1% di semester I-2023.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics