Hari Pertama Melantai di Bursa, Harga Saham Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) Naik 25%

0
92

Harga saham PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) langsung naik 25% pada debutnya di Bursa Efek Indonesia [BEI].

Mengutip RTI, hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham, Senin (11/11), harga saham DAAZ bertengger di level Rp1.100 per saham, naik 25% dari harga perdana Rp1.000 per saham.

Kenaikan 25% tersebut merupakan batas kenaikan maksimal harga saham DAAZ dalam satu hari perdagangan atau menyentuh Auto Rejection Atas (ARA).

“Kita menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada para investor DAAZ, baik individu maupun institusi yang sudah memberikan kepercayaanya dan berinvestasi di DAAZ,” kata Direktur Utama DAAZ, Mahar Atanta Sembiring di Main Hall BEI pada seremoni pencatatan perdana saham.

Ia mengatakan, terdapat lebih dari 48 ribu investor yang terlibat dalam Initial Public Offering [IPO] DAAZ. Sekitar 47 ribu diantaranya adalah investor ritel. 

“Jadi, hampir penuh satu stadion,” ujar Mahar disambut tepuk tangan hadirin.

“Kami akan menjaga kepercayaan yang sudah Anda berikan dengan baik dan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan shareholder value dan juga terus berkontribusi kepada perekonomian Indonesia,” tambahnya.

Baca Juga :   Resmi Tercatat di BEI, Benteng Api Technic Tbk Raup Dana Rp68,2 Miliar

Bisnis DAAZ bergerak di bidang perdagangan besar logam, bijih logam dan penyedia jasa aktivitas perusahaan holding. Dengan harga penawaran perdana Rp1.000 per saham, DAAZ meraup dana Rp264 miliar dari IPO ini.

Mengutip prospektus, dana tersebut antara lain digunakan untuk pembelian bijih nikel, pembelian batubara, dan pembelian bahan bakar solar.

Bermula dari perusahaan perdagangan komoditas batubara, DAAZ berdiri pada 12 November 2009.

“Dengan perjuangan selama bertahun-tahun dan perjalanan yang berliku-liku, kami akhirnya sekarang memiliki tiga diversifikasi usaha yaitu pertama, perdagangan komoditas batubara, nikel dan bahan bakar diesel. Kedua, jasa angkutan laut dan ketiga, jasa pertambangan,” jelas Mahar.

Ia mengatakan, salah satu pendorong pertumbuhan dan diversifikasi usaha Perseroan adalah program hilirisasi dan industrialisasi pemerintah Indonesia, terutama nikel.

“Kami bersyukur, saat ini kami sudah dapat berpartisipasi aktif dalam rantai usaha industri nikel di Indonesia,” ujarnya.

Leave a reply

Iconomics