Jumlah Investor Kripto di Indonesia Melampui Investor Pasar Modal yang Sudah Beroperasi Lama, Mengapa Bisa Begitu?

0
39

Jumlah investor aset kripto di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa, melampaui jumlah investor pasar modal yang sudah eksis lama. Mengapa ini bisa terjadi?

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, jumlah investor pasar modal Indonesia sebanyak 13,07 juta pada akhir Juni 2024, naik 1,08% dari bulan sebelumnya.

Bandingkan dengan jumlah investor aset kripto. Laporan Otoritas Jasa Keuangan [OJK] yang pada tahun 2025 mulai mengawasi aset kripto, per Juni 2024, jumlah total investor kripto di Indonesia berada dalam tren meningkat dengan total 20,24 juta investor, bertambah 2,4% dari 19,75 juta investor pada Mei 2024.

Pada periode yang sama, nilai transaksi aset kripto mengalami perlambatan dari Rp49,8 triliun pada akhir Mei 2024 menjadi Rp40,85 triliun di bulan Juni 2024. Namun demikian, secara akumulatif nilai transaksi aset kripto pada semester I-2024 mencapai Rp 301,75 triliun  atau tumbuh 354,17 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

“Memang kalau kita lihat berdasarkan tingkat adopsi investor untuk aset kripto, Indonesia memang tercatat berada di peringkat ke-7 sebagai negara dengan jumlah investor aset kripto terbesar. Ini tercatat dalam The 2023 Global Crypto Adoption Index yang dikeluarkan oleh Chainalysis,” ujar Hasan Fawzi, Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK, dalam konferensi pers bulanan OJK, Senin, 5 Agustu 2024.

Baca Juga :   OJK Tingkatkan Sanksi untuk Wanaartha Life, dari PKU Sebagian Menjadi PKU Seluruh Kegiatan Usaha

Selain itu, tambah Hasan, dalam perspektif global, “Indonesia juga tercatat sebagai negara terbesar kelima yang menunjukkan minat besar terkait dengan aktivitas perdagangan di aset kripto.”

Di sisi lain, ia berkata, berdasarkan survei dari berbagai sumber terkait adopsi aset kripto di beberapa negara termasuk di Indonesia, kelompok investor yang memiliki portofolio aset kripto ini termasuk dalam kategori investor level awal (early stage/early adopters investors).

“Karena itu, kami melihatnya, tidak sepenuhnya terjadi pergeseran investor, misalnya dari pasar saham ke pasar kripto dalam hal ini,” ujar Hasan.

Setiap instrumen investasi, baik untuk transaksi maupun investasi, menurut Hasan, memiliki karakteristiknya masing-masing. Investor juga akan memilih sesuai dengan profil risiko masing-masing.

“Di sisi lain, ke depannya kami justru melihatnya sebagai peluang yang terbuka untuk kita, untuk dapat saling melengkapi dalam meningkatkan  literasi dan awareness serta terus meningkatkan budaya berinvestasi di Indonesia dengan memanfaatkan berbagai alternatif dan sarana investasi yang semakin banyak tersedia di sistem keuangan kita,” ujarnya.

Baca Juga :   Bareskrim Polri Ajak Semua Pihak Edukasi Masyarakat soal Pinjol

Menurut Hasan, ada beberapa faktor yang menyebabkan investor aset kripto tumbuh subur di Indonesia.

Pertama, aksesibilitas yang mudah. Para investor dapat dengan mudah melakukan transaksi jual dan beli aset kripto melalui penyedia platform elektronik perdagangan aset kripto yang telah memiliki izin dari regulator sebelumnya, yaitu Bappebti.

Kedua, inovasi. Kemunculan aset kripto dalam ekosistem teknologi baru blockchain dengan sifatnya yang terdesentralisasi juga dipercaya oleh para investor akan mengubah lanskap sektor keuangan ke depannya.

Ketiga, potensi profit. Meskipun volatilitas harga aset kripto sangat tinggi, tetapi beberapa segmen investor berminat (willing) untuk mengambil risiko, karena memandang terdapat kemungkinan untuk mendapatkan profit yang lebih besar dalam jangka waktu yang lebih pendek.

Keemapt, money excess atau upaya diversifikasi. Kondisi kelebihan dana mendorong investor melakukan diversifikasi aset investasi.

“Tantangan ke depan, tentu yang terbesar adalah bagaimana agar kita dapat terus menghadirkan pengembangan dan penguatan produk layanan untuk kegiatan terkait aset kripto ini di satu sisi, dengan tetap mengedepankan aspek kepatuhan untuk perilaku pasar, tata kelola, mekanisme transaksi yang teratur dan juga mitigasi risiko yang harus dilakukan dengan baik dalam keseluruhan ekosistem yang terkait dengan aset kripto ini,” ujar Hasan.

Leave a reply

Iconomics