
Saratoga Catat Pertumbuhan Dividen yang Diperoleh Naik 57%

RUPS Saratoga Investama Sedaya membagikan dividen/Dok. SRTG
Iconomics - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) mencatatkan Net Asset Value (NAV) sebesar Rp60,9 triliun di tahun 2022. Nilai tersebut naik sekitar 8% dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp56,3 triliun.
Presiden Direktur Saratoga Michael William P. Soeryadjaya menjelaskan pada tahun 2022 dividen yang diperoleh dari perusahaan portofolio mencapai Rp2,6 triliun. Pencapaian tersebut merefleksikan kenaikan sebesar 57% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan menjadi rekor dividen terbesar yang pernah diperoleh Saratoga.
PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) menjadi kontributor dividen terbesar di tahun lalu.
“Kami menyampaikan apresiasi atas kinerja luar biasa portofolio investasi seperti ADRO, MDKA, TBIG, MPMX dan portofolio lainnya, sehingga berhasil mengoptimalkan peluang bisnis yang ada dan menghasilkan setoran dividen yang menjadi rekor sepanjang usia Saratoga,” kata Michael William dalam keterangan resminya.
Menurutnya, pertumbuhan NAV positif dan perolehan dividen juga menjadi salah satu bukti kemampuan SDM Saratoga dalam mengembangkan strategi investasi perusahaan di tengah situasi ekonomi yang penuh tekanan dan pasar modal yang volatile pada tahun 2022.
Michael menyampaikan bahwa di tengah lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga, baik global maupun domestik, pada tahun 2022 Saratoga berhasil memangkas nilai utang menjadi Rp1,6 triliun atau turun lebih dari 60% dibandingkan tahun 2021. Hal ini juga menyebabkan utang bersih perusahaan berada di posisi yang cukup rendah, yaitu pada Rp688 miliar.
“Saratoga menutup tahun 2022 dengan dukungan modal yang solid, sehingga perusahaan memiliki ruang yang lebar dalam mengeksekusi strategi investasinya. Kami berharap peningkatkan portofolio investasi Saratoga akan terus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan membuka lebih banyak lapangan kerja bagi Indonesia,” kata Michael.
Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menambahkan di tengah berbagai tekanan ekonomi dan meningkatnya risiko investasi di seluruh dunia, pada tahun 2022 manajemen berhasil menjaga rasio biaya operasional dan pinjaman pada batas yang sehat. Pada tahun 2022 rasio biaya operasional terhadap NAV sebesar 0,4%, sementara rasio pinjaman terhadap NAV turun menjadi 1,1% dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 5,8%.