United Tractors Catat Kenaikan Pendapatan Bersih, Sebaliknya Laba Bersih
PT United Tractors Tbk membukukan pendapatan bersih sebesar Rp128,6 triliun pada tahun 2023. Pendapatan tersebut naik sebesar 4% dari Rp123,6 triliun di tahun 2022.
Adapun laba bruto Perseroan meningkat sebesar 3% dari Rp34,8 triliun menjadi Rp35,8 triliun. Laba bersih Perseroan sedikit turun sebesar 2% menjadi Rp20,6 triliun dari Rp21,0 triliun dikarenakan adanya kenaikan biaya keuangan dan kerugian nilai tukar mata uang asing.
United Tractors menyampaikan segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 8% menjadi 5.270 unit dibandingkan tahun lalu sebesar 5.753 unit. Berdasarkan riset pasar internal, Komatsu memimpin pangsa pasar penjualan alat berat sebesar 29%. Pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat mengalami peningkatan sebesar 12% menjadi Rp11,6 triliun.
Informasi lainnya yang disampaikan adalah penjualan Scania yang mengalami peningkatan dari dari 233 unit menjadi 715 unit, sedangkan penjualan produk UD Trucks turun dari 429 unit menjadi 272 unit. Penurunan penjualan UD Trucks disebabkan oleh adanya kendala pasokan produk dari prinsipal. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi sedikit meningkat menjadi Rp36,6 triliun dibandingkan tahun 2022.
Pada segmen usaha Kontraktor Penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp54,0 triliun sampai dengan Desember 2023. Nilai tersebut naik 14% dari Rp47,4 triliun. PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 11% dari 116 juta ton menjadi 129 juta ton, dan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 21% dari 954 juta bcm menjadi 1,2 miliar bcm, dengan rata-rata stripping ratio sebesar 9,0x, meningkat dari 8,2x.
Manajemen United Tractors menyampaikan segmen usaha Pertambangan Batu Bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA) mencatat total penjualan batu bara sebesar 11,8 juta ton sampai Desember 2023, termasuk 2,5 juta ton batu bara metalurgi, atau meningkat 19% dibandingkan tahun 2022. Pendapatan segmen usaha Pertambangan Batu Bara turun sebesar 2% menjadi Rp30,5 triliun dari Rp31,1 triliun di periode yang sama pada tahun 2022 dikarenakan penurunan rata-rata harga jual batu bara.
Demikian juga yang dialami pada segmen usaha Pertambangan Emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Sumatera Utara. Sampai dengan bulan Desember 2023, total penjualan setara emas dari Martabe mencapai 175 ribu ons, turun 39% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022 sebesar 286 ribu ons. Pendapatan bersih segmen usaha Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya turun 32% dari Rp7,7 triliun menjadi Rp5,2 triliun.
Pada segmen usaha Industri Konstruksi yang dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACSET) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp2,2 triliun, naik 136% dibandingkan Rp949 miliar di tahun 2022. ACSET membukukan rugi bersih sebesar Rp270 miliar, turun 40% dibandingkan Rp449 miliar di tahun 2022.