Akuisisi Bank Victoria Syariah, UUS BTN Syariah Raup Laba Bersih Rp872 Miliar pada 2024

0
68

Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BTN membukukan laba bersih sebesar Rp872 miliar pada akhir 2024, meningkat 24,2% secara tahunan (yoy),  dari sebesar Rp702 miliar pada 2023.

Peningkatan laba bersih BTN Syariah ditopang oleh penyaluran pembiayaan yang meningkat 18,3% yoy menjadi Rp44 triliun dibandingkan Rp37 triliun pada2023.

Pertumbuhan double digit juga terlihat dalam perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN Syariah, yang meningkat 18,7% yoy menjadi Rp50 triliun.

Pencapaian di sisi pembiayaan dan DPK tersebut menopang peningkatan aset BTN Syariah menjadi Rp61 triliun pada akhir tahun 2024, naik 11,6% yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp54 triliun. 

“Pertumbuhan bisnis syariah yang pesat selama tahun 2024 menjadi modal yang kuat bagi unit usaha syariah BTN dalam persiapannya menjadi entitas bank syariah baru. Kami optimistis BTN Syariah akan menjadi pesaing kuat di industri perbankan syariah dengan expertise-nya di bidang pembiayaan perumahan berbasis syariah,” ujar Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam keterangan tertulis yang dikutip Rabu (12/2).

Baca Juga :   BTN Raup Dana Segar Right Issue Sebesar Rp4,13 Triliun, Simak Respons Menteri BUMN

Sebelumnya, pada 20 Januari 2025, BTN mengumumkan akuisisi Bank Umum Syariah PT Bank Victoria Syariah, (BVIS).

Akuisisi ini dilakukan sebagai bagian dari rencana BTN melakukan pemisahaan Unit Usaha Syariah sesuai dengan ketentuan POJK No.12 Tahun 2023.

Aturan yang terbit pada Juli 2023 itu mewajibkan Bank Umum Konvensional (BUK) yang memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) dengan nilai aset 50% dari total nilai aset BUK induknya dan/atau jumlah aset UUS paling sedikit Rp50 triliun, wajib melakukan pemisahan UUS atau spin-off.

Pemisahaan UUS dilakukan dengan dua cara. Pertama, mendirikan Bank Umum Syariah (BUS) baru yang merupakan BUS hasil pemisahan. Atau kedua, mengalihkan hak dan kewajiban UUS kepada BUS yang telah ada yang merupakan BUS penerima pemisahan.

Rencananya setelah akuisisi ini, BTN membentuk Bank Umum Syariah baru. Kehahadiran Bank Umum Syariah yang baru ini diharapkan akan membuat persaingan antarbank syariah di Indonesia makin sehat.

Pasalnya, Indonesia memiliki 14 Bank Umum Syariah dan 20 Unit Usaha Syariah, tetapi mayoritas aset perbankan syariah dikuasai oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI. Bank yang sahamnya dimiliki oleh tiga bank BUMN ini per September 2024 memiliki total aset sebesar Rp370,72 triliun, atau 41,37% dari total aset perbankan syariah.

Baca Juga :   Sekitar 5 Ribu Pengembang Belum Selesaikan Sertifikat yang Dikelola BTN, 38 Ribu Debitur Dirugikan

Berdasarkan statistik perbankan syariah September 2024, total aset perbankan syariah di Indonesia sebesar Rp895,91 triliun. Rinciannya, aset Bank Umum Syariah sebesar Rp619,81 triliun dan Unit Usaha Syariah sebesar Rp276,12 triliun.

Kepala Eksekuitif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae pada Selasa (11/2) mengatakan, akan ada dua bank syariah baru yang sepadan dengan BSI pada 2025 ini, sebagai hasil dari konsolidasi sesuai POJK No.12 Tahun 2023.

“Saya belum bisa sebut nama banknya, tetapi bank ini yang jelas sudah memenuhi ketentuan POJK. POJK yang kita terbitkan pada Juli 2023 itu. Sekurang-kurangnya dua bank itu tahun ini akan terjadi seperti itu,” ujar Dian.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics