Menko Airlangga Ungkap Progres Perundingan IEU-CEPA, Angin Segar untuk CPO dkk

0
54

Perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) sudah memasuki tahap akhir. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa hampir seluruh substansi perundingan sudah disepakati.

Pada 6 Juni 2025 lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang memimpin Delegasi Indonesia bertemu dengan European Union Commissioner for Trade and Economic Security Maroš Šefčovič. Pertemuan tersebut menghasilkan beberapa hal penting yakni antara lain mengenai status IEU-CEPA yang sudah mencapai penyelesaian tahap akhir yakni sekitar lebih dari 90% text drafting, dengan beberapa isu teknis di tingkat Chief Negotiators dan Working Groups.

“Proses perundingan substansi IEU-CEPA ini sudah masuk tahap terakhir, dan hampir seluruh substansi sudah disepakati. Itu dari hasil pertemuan kemarin di Eropa, di Brussels. Per hari ini juga saya sudah mendapatkan konfirmasi dari Komisioner Maros terkait hasil resume rapat yang mereka juga sudah sepakati. Oleh karena itu, kita sedang menunggu semoga kedua pemimpin, Presiden Prabowo dan Presiden Uni Eropa, nanti pada waktunya akan mengumumkan bersama,” ungkap Menko Airlangga dalam Diseminasi Perundingan IEUCEPA, di Jakarta, Jumat (13/06/2025).

Baca Juga :   Kemenkeu Permudah Perdagangan ke Empat Negara di Eropa

Menko Airlangga melanjutkan pada saat Komisioner Maros datang ke Indonesia di September 2025 mendatang, sudah ada semacam notulen atau memorandum yang bisa ditandatangani. Dari sana akan dilanjutkan proses secara hukum, di mana ini membutuhkan ratifikasi dari 27 Negara Anggota Uni Eropa dan juga di Indonesia.

Adapun beberapa komoditas utama yang mendominasi ekspor Indonesia ke UE yakni minyak kelapa sawit dan turunannya, bijih tembaga, fatty acids (oleokimia), produk alas kaki, bungkil kelapa, besi baja, lemak cokelat dan kopra, serta produk berbasis karet dan mesin.

Uni Eropa siap mencapai kesepakatan terbaik pada kepentingan Indonesia pada sektor energi terbarukan, pengembangan kendaraan listrik, produk alas kaki dan pakaian, minyak sawit dan perikanan. Terkait ekspor produk perikanan, Pemerintah Indonesia juga meminta UE memberikan preferensi yang serupa dengan negara mitra lain. Oleh karena itu, UE bersedia membuka lebih banyak akses pasar untuk produk unggulan Indonesia seperti kelapa sawit, sepatu, tekstil, dan ikan kaleng (terutama tuna).

“Untuk memaksimalkan manfaat tersebut, Indonesia perlu memastikan kesiapan industri domestik, memperkuat ekosistem pendukung ekspor, serta melakukan harmonisasi kebijakan lintas sektor,” jelas Menko Airlangga dalam keetrangannya.

Baca Juga :   BKPM: Covid-19 Tak Surutkan Permohonan Izin Usaha Online, Terutama Bidang Kesehatan

Implementasi IEU-CEPA memang diharapkan akan membuka peluang besar untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar Eropa karena kedua pihak belum mempunyai mekanisme Free Trade Agreement (FTA).

“Sebagai pembanding, pengalaman negara-negara Asia lain yang telah lebih dahulu menjalin perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa, seperti Vietnam dan Singapura, menunjukkan dampak positif yang signifikan terhadap kinerja ekspor mereka,” kata Menko Airlangga.

Adanya IEU-CEPA akan menurunkan tarif-tarif ekspor komoditas yang unggulan Indonesa ke UE. Tarif yang sekarang 8-12% memungkinkan turun ke 0%.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics