Angkasa Pura II Mengembangkan Metaverse, Ada 3 Program yang Manfaatkan Metaverse
PT Angkasa Pura II memperkenalkan metaverse. President Director AP II Muhammad Awaluddin mengatakan pada 2022 perseroan memperkuat transformasi digital lewat konsep New Experience through (X) Technology Airport 4.0 (NEXT Airport 4.0) guna membawa bandara AP II dapat selalu mengikuti perkembangan dan mengadopsi teknologi terkini (advance technology).
“Melalui NEXT Airport 4.0, kami mengadopsi metaverse untuk memperkenalkan Airport Metaverse yang memperkuat penerapan DROID Model guna meningkatkan Operational Excellent, Customer Experience dan Ecosystem Exploration,” kata Awaluddin dalam siaran pers tertulis.
Metaverse sendiri secara singkat dapat dijelaskan sebagai sinergitas antara ekosistem (dunia digital) dengan teknologi yang mendukung yakni salah satunya adalah teknologi extended reality seperti Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR) dan Mix Reality (MR).
Melalui metaverse setiap orang yang secara fisik tidak berada di ruang yang sama, dapat terhubung langsung di dunia digital untuk saling bertemu, bekerja, berkomunikasi, bersosialisasi, berkolaborasi, dan lain sebagainya.
Adapun AP II secara internal juga sudah memanfaatkan metaverse dalam Rapat Pimpinan Kuartal I/2022 yang digelar pada 31 Januari 2022, di mana jajaran direksi saling bertemu dan berkomunikasi di dunia digital.
Awaluddin mengatakan AP II akan mengembangkan Airport Metaverse yang berguna untuk mendukung bandara-bandara perseroan. Ia mengatakan AP II akan mengembangkan Airport Metaverse, sehingga tentunya metaverse ini digunakan untuk kepentingan bandara mulai dari operasional, pelayanan, hingga komersial.
Pada tahap awal, AP II akan mengembangkan 3 program yang memanfaatkan metaverse yaitu Airport Metaverse Learning, Tourism Activity Center, dan Augmented Airport Experience.
Adapun Airport Metaverse Learning berupa pengembangan modul dan metode pelatihan untuk mendukung keandalan operasional bandara. Memanfaatkan metaverse, pelatihan dapat dilakukan secara cepat dan sekaligus di satu tempat (dunia digital) dengan jumlah tim yang banyak dan berasal dari berbagai bandara.
“Staf di 20 bandara dapat mengikuti langsung secara bersama-sama pelatihan melalui Airport Metaverse Learning. Ini tentunya suatu terobosan dan inovasi yang sangat baik dalam mengoptimalkan program pelatihan,” kata Muhammad Awaluddin.
Pada Tourism Activity Center, AP II memanfaatkan metaverse, masyarakat luas dari berbagai lokasi dapat mengetahui dan merasakan pengalaman seluruh layanan serta fasilitas yang ada di bandara-bandara AP II. Di samping itu, pengguna juga dapat mengenal dan merasakan pengalaman berkunjung ke berbagai destinasi wisata di suatu wilayah di mana terdapat bandara AP II.
Program metaverse lainnya adalah Augmented Airport Experience. Program ini dapat digunakan pengunjung bandara atau penumpang pesawat untuk sebagai alat navigasi melalui gadget untuk menuju berbagai lokasi di bandara, misalnya boarding lounge, restoran atau tenant tertentu.
Menurut Awaluddin, Airport Metaverse merupakan bentuk adaptasi AP II guna memastikan Airport Hospitality Experience tetap terjaga dan meningkat di tengah perkembangan global.