Industri Telekomunikasi Mulai Pulih, Telkom Siap Bertransformasi
Setelah mengalami tekanan pada 2017 dan 2018, industri telekomunikasi mulai pulih kembali. Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Ririek Adriyansah mengatakan 2020 ini merupakan tahun pemulihan industri telekomunikasi Indonesia dan Telkom akan melakukan transformasi bisnis.
Menurtnya, kelesuhan industri telekomunikasi di Indonesia mencapai titik nadirnya pada tahun 2018 lalu karena disrupsi layanan legacy (telepon dan SMS) ke layanan data. Kebijakan pemerintah untuk registrasi ulang SIM Card juga turut menekan industri ini.
“Memang yang kita sebut legacy itu minus dan itu dimulai tahun 2017 dan terasa sekali mulai di tahun 2018. Tahun 2019 kita mulai recovery dan tahun 2020 juga menjadi road map untuk recovery menuju normal yang baru,” ujarnya di Jakarta, Rabu (26/2).
Seperti apa kondisi normal yang baru itu? Ririek mengatakan kontribusi layanan legacy jelas akan semakin minim digantikan oleh layana data dan fixed line. Tahun 2019 lalu, menurutnya layanan legacy turun 15%.
“Tetapi pertumbuhan dari data, di mobile kita tumbuh 22-23%, di fixed line di Indihome revenue kita di tahun 2019 itu masih tumbuh hampir 50%. Kemudian digital itu juga tumbuh di atas 30%,” ujarnya.
Ririek memperkirakan industri telkomunikasi secara keseluruhan pada tahun ini akan tumbuh sama dengan pertumbuhan GDP. “Tetapi kalau kita bedah di dalamnya sebenarnya pertumbuhan data kita masih akan tinggi at least 11-an persen dan digital kita di sekitar 30-an persen. Tetapi karena di-offside oleh pertumbuhan legacy yang minus tadi, sehingga over all masih di sekitar GDP,” ujarnya.
Lantas apa rencana Telkom? Ririek mengatakan digitalisasi memang bak pedang bermata dua. Di satu sisi membawa disrupsi pada model bisnis lama, tetapi di sisi lain juga akan menciptakan peluang-peluang baru.
Ia mengatakan berdasarkan studi McKinsey tahun 2024, ekonomi digital akan menciptakan nilai pada perekonomian Indonesia sekitar US$ 120 miliar -150 miliar dollar. “Itu kira-kira setara dengan 10% dari GDP kita nanti di tahun itu. Jumlah yang sangat besar dan banyak opportunity yang kita peroleh dengan digitalisasi,” ujarnya.
Karena itulah Telkom grup, menurutnya selain akan memperkuat konektifitas layanan broadband baik di mobile maupun di fixed line, Telkom juga akan merambah ke pilar digital.
“Kita akan masuk ke yang kita sebut digital platform misalnya hyperclye data centre kita bangun di timur Jakarta,” ujarnya.
Telkom juga akan masuk ke digital service berkolaborasi dengan pihak lain.”Di digital service nantinya kita akan berpatner dengan banyak pihak baik di dalam maupun di luar negeri,” ujarnya.
Selain itu, Telkom, katanya juga akan masuk ke industri cloud dan big data. “Tentunya, dengan customer base yang saat ini kita memiliki hampir 180 juta pelanggan seluler dan 7 juta lebih pelanggan di home broadband, kita akan memiliki data yang cukup kaya,” ujarnya.
Menteri BUMN Erick Thohir memang meminta agar Telkom melakukan transormasi model bisnis sesuai perkembangan zaman. Erick mengatakan sudah duduk bersama dengan Dirut Telkom membahas arah Telkom ke depan.
“Pak Dirut dan saya sudah punya konpsep bahwa bagiamana Telkom ini sendiri mulai moving kepada yang namanya cloud dan big data. Memang secara bisnis masih lebih kecil tetapi tidak bisa ketika ada Google, Amazone, Alibaba masuk ke sini, database kita sebagai negara hilang. Padahal itu adalah the new oil,” ujar Erick.