
PGN Siap Hentikan Ekspor Gas ke Singapura demi Domestik

Direktur Infrastruktur dan Teknologi (PGN) Redy Ferryanto/The Iconomics
Perusahaan Gas Negara (PGN) mendukung langkah pemerintah untuk menghentikan ekspor gas bumi ke Singapura mulai 2023. Apalagi keputusan itu dibuat bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Selama untuk kebutuhan domestik, kita dukung. Kita juga punya fasilitasnya, tapi itu kan keputusan politik dan strategis dari pemerintah,” kata Direktur Infrastruktur dan Teknologi (PGN) Redy Ferryanto di Jakarta, Kamis (19/12).
Dikatakan Redy, PGN saat ini mengalirkan gas ke Singapura sebesar 300 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) melalui pipa gas yang dialirkan dari Gresik – Batam – Pulau Pemping hingga Singapura.
“Itu kalau dialihkan ke dalam negeri bisa untuk membangun 5 hingga 6 pabrik pupuk. Bisa untuk pemanfaatan 2 hingga 3 kilang. Jadi kalau begitu keputusan politiknya kami terima,” kata Redy.
Disebut Redy, usaha pengaliran gas alam melalui pipa gas ini dikelola PT Trans Gas Indonesia (TGI) yang merupakan anak usaha PGN. Pipa gas yang dikelola TGI tidak hanya mengalirkan gas alam ke Singapura, tapi juga ke Duri.
“Kita juga bisa mengalirkan gas alam dari Singapura ke Indonesia. Banyak alternatif bagi pipa ini,” kata Redy lagi.
Sebelumnya, Komisi VII DPR telah menyetujui rencana Kementerian ESDM untuk menghentikan ekspor gas bumi ke Singapura pada 2023. Itu diambil dalam rangka mengalihkan ketersediaan gas bumi yang diekspor untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Leave a reply
