
Cacar Monyet Meluas, Anggota Komisi IX Sarankan Ini kepada Pemerintah

Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo/dokumentasi pribadi
Penyebaran cacar monyet kian meluas di seluruh dunia. Terbaru disebutkan telah mencapai 88 negara dan sangat mungkin bahwa penyakit cacar monyet itu sudah masuk di Indonesia.
Karena itu, kata anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo, pemerintah perlu meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah mencegah masuknya cacar monyet ke Indonesia. “Tidak ada pilihan, kita harus merespons dengan melakukan tindakan-tindakan antisipasi,” kata Handoyo dalam keterangannya beberapa waktu lalu.
Seperti halnya negara lain, kata Handoyo, pemerintah perlu mengambil langkah pencegahan terhadap penyebaran wabah cacar monyet apabila sudah terdeteksi di Indonesia. Langkah antisipasi itu antara lain mengedukasi masyarakat; mensosialisasikan cara menghindari; dan berkonsultasi dengan petugas kesehatan apabila terpapar cacar monyet.
Untuk tenaga kesehatan, kata Rahmad, juga perlu meningkatkan pemahamannya soal cacar monyet secara detail. Juga perlu meningkatkan kemampuan deteksi laboratorium. “Bisa mendiagnosisnya dengan tepat. Mungkin perlu juga dipertimbangkan agar para nakes diberi pelatihan khusus soal cacar monyet,” katanya.
Sebelumnya, dr. Adityo Susilo dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) mengatakan, penyakit cacar monyet bersifat zoonosis yang penularan utamanya melalui kontak manusia dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada mukosa dan kulit hewan yang terinfeksi. Di Afrika, misalnya, kasus infeksi cacar monyet yang terjadi pada manusia berhubungan dengan riwayat kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi seperti monyet, tupai, tikus, dan ridents lainnya.
Cacar monyet juga dapat menular melalui konsumsi daging hewan terinfeksi yang tidak dimasak dengan matang. Sementara penularan antar-manusia diduga dapat terjadi sebagai akibat dari kontak erat dengan pasien yang terinfeksi secara langsung melalui paparan terhadap sekresi saluran napas yang terinfeksi, kontak dengan lesi kulit pasien secara langsung, maupun berkontak dengan objek yang telah tercemar oleh cairan tubuh pasien.
“Selain itu, transmisi secara vertikal dari ibu ke janin melalui plasenta (infeksi cacar monyet kongenital) juga dimungkinkan,” kata Adityo.
Leave a reply
