Laba Pegadaian Semester I/2020 Bertahan di Rp 1,5 T

0
843
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Kantor Pusat Pegadaian (depan)/Pegadaian

Laba PT Pegadaian (Persero) bertahan di angka Rp 1,5 triliun sepanjang semester I/2020. Stagnasi lana tersebut dinilai terjadi karena penurunan yield di sepanjang periode itu.

Menurut Direktur Keuangan Pegadaian Ninis Adriani, penurunan yield itu dari 27,3% pada Desember 2019 menjadi 25,64% di Juni 2020. Penurunan yield agar Pegadaian bisa bertahan dalam persaingan di pasar.

“Kita harus menurunkan yield supaya teman-teman bisa bersaing di pasar,” tutur Ninis saat telekonferensi pers secara virtual, Jakarta, Rabu (29/7).

Faktor lain yang mempengaruhi stagnasi pertumbuhan laba, kata Ninis, karena perusahaan melakukan berbagai program untuk mendukung perekonomian nasional yang terdampak pandemi Covid-19. Program tersebut antara lain, penurunan suku bunga pembiayaan diturunkan dari 1,2% menjadi 1% dan juga telah meluncurkan program “Gadai Peduli” di mana nasabah dengan pinjaman hingga Rp 1 juta diberikan pembebasan bunga selama 3 bulan.

Perusahaan juga telah menjalankan program restrukturisasi pinjaman nasabah di mana beberapa nasabah berkesempatan untuk tidak membayar bunga pinjaman selama 3 bulan. Menurut Ninis, hingga Juni 2020, jumlah nasabah yang sudah direstrukturisasi sebanyak 39.346 nasabah, dengan total nilai pinjaman yang telah direstrukturisasi sebesar Rp 1,42 triliun.

Baca Juga :   Punya Produk BSI Griya Simuda, BSI Targetkan Pembiayaan Rp500 Miliar untuk Milenial

Berdasarkan beberapa faktor tersebut, kata Ninis, pihaknya memperkirakan pencapaian laba perusahaan untuk akhir tahun ini akan turun. Meski begitu, Pegadaian tetap optimistis menghadapi situasi yang sulit akibat kondisi pandemi dan tetap mampu mempertahankan target penyaluran pembiayaan.

“Mudah-mudahan (target outstanding loan) kami bisa tetap sama, tapi untuk laba akan turun karena yield kita secara gradual akan turun karena beberapa faktor persaingan dan program-program kita untuk relaksasi maupun restrukturisasi,” kata

Halaman Berikutnya
1 2

Leave a reply

Iconomics