3 Inisiatif Pembayaran Digital dari BI untuk Pemulihan Ekonomi
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menekankan pentingnya pembayaran digital dalam upaya mendorong pemulihan ekonomi. Dalam upaya itu, Bank Indonesia (BI) telah melakukan 3 inisiatif sebagai bentuk aksi kolektif, kolaboratif dan inklusif di antara negara maju dan berkembang.
Pertama, percepatan konsolidasi industri sistem pembayaran yang terdiri atas perbankan maupun fintech. Kedua, pengembangan infrastuktur sistem pembayaran yang terintegrasi, mendukung interoperabilitas dan interkoneksi, dengan inisiatif berupa Standar Open API Pembayaran (SNAP), ekspansi 15 juta pengguna QRIS dan BI-FAST.
Ketiga, sinergi dan koordinasi yang mencakup elektronifikasi, integrasi transformasi, serta digitalisasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Gubernur Perry mengungkapkan bahwa layanan digital banking telah berkembang secara baik dalam menyediakan pembayaran ritel. Perkembangan digital memerlukan kunci utama yakni keseimbangan antara inovasi dan mitigasi risiko, serta bersama-sama menuju pembayaran mancanegara.
Dalam kondisi saat ini, kolaborasi dan aksi bersama antara negara berkembang dan negara maju kian penting sejalan dengan tujuan dari G20. Di sisi domestik, berbagai strategi akan efektif apabila seluruh pemangku kepentingan bekerja sama melalui pendekatan yang inovatif dan kolaboratif.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan bahwa pembayaran digital dapat mendukung setiap dimensi pariwisata yaitu Cleanliness, Health, Safety, and Evironment (CHSE) yang mendorong jumlah dan transaksi wisatawan. Di samping itu, pendalaman inisiatif pembayaran digital yang dilakukan Bank Indonesia diyakini dapat mengakselerasi sektor pemerintah maupun bisnis.
Di sektor transportasi, ekspansi konektivitas jalan tol menjadi prospek positif bagi industri pembayaran digital. Adapun dari sisi perbankan, pembayaran digital secara signifikan telah mendorong tingkat transaksi nasabah di seluruh daerah.