3 Pesan Gubernur Bank Indonesia Melihat Ekonomi ke Depan

0
353
Reporter: Maria Alexandra Fedho

Iconomics - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan prospek ekonomi Indonesia dan arah kebijakan Bank Indonesia di tahun 2023. Ia menjelaskan tentang 3 pesan penting terkait prospek ekonomi Indonesia ke depan.

Pertama, harus hati-hati dan waspada sambil meningkatkan dan memperkuat optimisme. Waspada karena pada kenyataannya dunia sedang bergejolak yang disebabkan oleh beberapa hal diantaranya perang Rusia dan Ukraina, perang dagang antara AS dan Tiongkok, lockdown Tiongkok, dan gangguan mata rantai pasokan dunia.

“Yang pertama adalah pertumbuhan ekonomi dunia yang menurun, bahkan di AS dan Eropa risiko resesi itu meningkat. Kedua, inflasi yang sangat tinggi. Ketiga, kenaikan suku bunga. Keempat berkaitan dengan mata uang dolar yang begitu kuat sehingga memberikan tekanan pada mata uang berbagai negara termasuk Rupiah. Kelima, fenomena cash is the king, banyak isu resesi yang tinggi sehingga para investor global menarik danannya dari emerging market termasuk Indonesia dan menaruhnya dalam investasi yang likuid, cash,” kata Perry menjelaskan 5 kewaspadaan ekonomi global.

Baca Juga :   Revisi UU BI, Pemerintah: Kebijakan Moneter Harus Tetap Kredibel, Efektif dan Independen

Pesan penting lainnya yang kedua adalah sinergi dan inovasi dalam hal koordinasi dengan seluruh lembaga termasuk kebijakan-kebijakan pemerintah terkait kebijakan fiskal dan moneter. Inovasi yang dimaksud adalah pengembangan infrastruktur fisik, digitalisasi, hilirisasi, dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

“Dari sisi BI, kami terus akan melakukan pembaruan kebijakan yang semakin optimal bersinergi erat dengan pemerintah dan KSSK. Dalam hal ini, arah bauran kebijakan tahun 2023 tetap akan diarahkan bersama pemerintah menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Perry.

Dengan ketahanan dan kebangkitan yang diiringi dengan inovasi-inovasi ini, Gubernur BI meyakini Indonesia akan dapat menghadapi gejolak global dan dapat bangkit dengan perkiraan perekonomian di tahun 2023 sebesar 4,5-5,3%.

Tak hanya itu saja, digitalisasi ekonomi dan keuangan akan meningkat pesat baik yang berkaitan dengan ecommerce, elektronik, maupun perbankan.

Ia juga mengajak agar tetap waspada dan mengedepankan sistem optimisme. “Marilah kita tumbuhkan nomor satu optimisme dan tetap waspada, yang kedua perkuat sinergi, koordinasi, inovasi kebijakan pemerintah, Bank Indonesia, KSSK, dan berbagai pihak. Yang ketiga mari kita bersama menyongsong 2023 dengan ketahanan dan kebangkitan,” jelas Perry.

Leave a reply

Iconomics
Close