Astra International Cetak Laba Bersih Rp 26,2 T di Kuartal III/2024
PT Astra International Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 26,2 triliun pada Kuartal III/2024. Laba bersih itu diperoleh tanpa memperhitungkan penyesuaian nilai wajar atas investasi pada GoTo dan Hermina.
Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro mengatakan, pendapatan laba bersih meningkat sedikit dari pencapaian periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai Rp 26,06 triliun.
Jika dicermati dengan mempertimbangkan penyesuaian nilai wajar atas investasi pada GoTo dan Hermina, kata Djony, pihaknya mencatat laba bersih sebesar Rp 25,9 triliun, atau naik 1% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 25,7 triliun.
“Kinerja grup sepanjang 9 bulan pertama di 2024 memperlihatkan kebangkitan portofolio bisnis kami yang terdiversifikasi dengan baik,” kata Djony dalam keterangan resminya pada Rabu (30/10).
Dari sisi pendapatan bersih konsolidasian grup, kata Djony, perusahaan memperoleh pendapatan sebesar Rp 246,3 triliun atau naik 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kemudian, nilai aset bersih per saham pada akhir September 2023 sebesar Rp 5.111, meningkat 4% dibandingkan pada 31 Desember 2023.
Kemudian, sambung Djony, kas bersih tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan grup sebesar Rp 9,9 triliun pada 30 September 2024, dibandingkan dengan Rp 29 miliar pada akhir tahun 2023. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan grup sebesar Rp 58,0 triliun pada 30 September 2024 dibandingkan dengan Rp 52,2 triliun pada akhir tahun 2023.
Adapun laba bersih grup berdasarkan divisi bisnis pada 9 bulan pertama tahun 2024 yakni laba bersih divisi otomotif sebesar Rp 8,5 triliun atau turun 7% dari sebelumnya Rp 9,1 triliun. Laba bersih divisi jasa keuangan Rp 6,2 triliun atau naik 6% dari Rp 5,8 triliun.
Selanjutnya, kata Djony, laba bersih divisi alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi sebesar Rp 9,6 triliun atau naik 1% dari Rp 9,4 triliun. Divisi agribisnis memperoleh laba bersih Rp 638 miliar atau tidak mengalami perubahan. Divisi infrastruktur dan logistik mendapatkan laba bersih Rp 972 miliar naik 27% dari sebelumnya Rp 766 miliar. Divisi teknologi informasi catat laba bersih Rp 116 miliar, naik 21% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 96 miliar. Divisi properti bukukan laba bersih Rp 162 miliar atau naik 42%, jika disandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu Rp 114 miliar.
“Meski pasar mobil masih relatif lemah, namun kami memperkirakan grup dapat mempertahankan kinerja yang kuat hingga akhir tahun ini. Kami tetap yakin terhadap potensi ekonomi Indonesia dan akan terus menjajaki peluang baru untuk semakin memperkuat portofolio grup, selaras dengan pertumbuhan jangka panjang Indonesia,” katanya.