BTPN Cetak Laba Bersih Setelah Pajak Rp 1,2 T di Semester I/2024

0
36
Reporter: Rommy Yudhistira

PT Bank BTPN Tbk mencatat laba bersih setelah pajak atau konsolidasi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,2 triliun pada Semester I/2024. Angka tersebut lebih rendah 15% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar mengatakan, penurunan laba bersih terjadi lantaran adanya peningkatan biaya kredit sebesar 46% secara tahunan (yoy) atau sebesar Rp 540 miliar, pasca-akuisisi OTP Group. Juga disebabkan kenaikan 26% biaya operasional menjadi Rp 4,6 triliun, seiring dengan pertumbuhan volume usaha dan inisiatif yang sedang dikerjakan perusahaan.

Proses akuisisi OTO Group, kata Henoch, berperan besar terhadap pertumbuhan kredit dan aset. Penyaluran kredit melalui OTO Group digunakan untuk mendukung mobilitas masyarakat yang luas. Aset Bank BTPN tumbuh 22% secara yoy menjadi Rp 235,8 triliun. Kemudian, penyaluran kredit Bank BTPN turut mengalami peningkatan sebesar 19% secara yoy menjadi Rp 176,2 triliun hingga akhir Juni 2024.

“Bank BTPN berkomitmen untuk menciptakan pertumbuhan berarti kepada seluruh lapisan masyarakat. Kami juga terus mendorong perkembangan sektor-sektor yang prospektif agar dampak keberlanjutan bisnis perusahaan bisa dirasakan para pemangku kepentingan secara luas,” kata Henoch dalam keterangan resmi pada Selasa (30/7).

Baca Juga :   Sambut Hari Pelanggan Nasional, Allianz Life Luncurkan Layanan Baru, Begini Manfaatnya untuk Nasabah

Dari sisi saldo current account and saving account (CASA), kata Henoch, BTPN mencatat peningkatan 29% secara yoy menjadi Rp 48,1 triliun. Dan, deposito tumbuh 1% menjadi Rp 70,9 triliun, sehingga rasio CASA pun meningkat 40,4% per akhir Juni 2024. Dengan demikian, total dana pihak ketiga tumbuh 11% secara yoy menjadi hampir Rp 119,0 triliun.

Henoch melanjutkan, rasio gross non-performing loan (NPL) Bank BTPN berada di level 2,21% per akhir Juni 2024, lebih rendah dibanding rata-rata industri sebesar 2,34% pada akhir Mei 2024. Selanjutnya, BTPN membukukan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 234,9% dan net stable funding ratio (NSFR) 115,6%. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (CAR) di angka 28,8%.

Upaya tersebut, kata Henoch, menghasilkan pendapatan bunga bersih pun meningkat, tercermin dari net interest margin (NIM) yang naik menjadi 6,41% pada akhir Juni 2024 dari 6,33% setahun sebelumnya. Pendapatan bunga bersih Bank BTPN juga naik sebesar 17% secara yoy menjadi hampir Rp 7,0 triliun pada 30 Juni di tengah kondisi suku bunga yang masih tinggi.

Leave a reply

Iconomics