
Danareksa Ungkap Sejumlah Inisiatif Strategis dan Target di Antaranya Ekspansi Lahan 65 Hektare

Tangkapan layar Direktur Utama PT Danareksa (Persero) Yadi Jaya Ruchandi/Iconomics
PT Danareksa (Persero) mengungkap sejumlah inisiatif strategis dan target perusahaan pada 2025 di antaranya soal pengelolaan kawasan industri. Sebagai satu-satunya holding BUMN yang bergerak di lintas sektor, Danareksa menargetkan ekspansi lahan seluas 65 hektare di 2025.
Direktur Utama Danareksa Yadi Jaya Ruchandi mengatakan, ekspansi akan dilakukan melalui kemitraan strategis dan akuisisi, dengan total potensi lahan mencapai 660 hektare hingga 2030. Kemudian, Danareksa akan meningkatkan pendapatan dari sisi pengelolaan air sebesar 95%, dan pengelolaan limbah sebesar 14% dari tahun sebelumnya.
Selanjutnya, kata Yadi, Danareksa berencana mengembangkan logistik dan konektivitas, serta memperoleh izin pengelolaan listrik mandiri green energy yang menggunakan energi baru terbarukan (EBT). “Karena berbagai macam tenant kami yang ada di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) contohnya itu menginginkan sumber listriknya itu EBT,” kata Yadi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/3).
Untuk sektor konstruksi, lanjut Yadi, Danareksa akan mengerjakan ekspansi dan sinergi di kawasan industri. Soal ini, PT Nindya Karya ditunjuk menjadi lead development pada proyek kawasan industri Danareksa.
“Kita juga masuk ke proyek KPBU yang ada di IKN. Karena ini untuk menyiasati bagaimana keterbatasan anggaran di Ibu Kota Nusantara (IKN), tetapi tetap membangun, mereka mencanangkan untuk melakukan kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Kalau tidak salah kami yang terdepan dalam melaksanakan proyek KPBU tersebut,” tambah Yadi.
Pada sektor jasa keuangan, kata Yadi, pihaknya berupaya menyelesaikan restrukturisasi BUMN titip kelola yang dilakukan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Selain itu, Danareksa pun mengoptimalisasi Danareksa Finance sebagai financing arm, dan Danareksa Capital sebagai investment arm holding.
“Jadi kami punya 2 arms yang financing arm lewat Danareksa Finance, dan investment arm melalui holding Danareksa. Dan kami menggabungkan beberapa perusahaan di dalamnya,” kata Yadi.
Masih kata Yadi, PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) menargetkan peningkatan pendapatan dari bisnis pasar fisik komoditas sebesar 75%. Strategi peningkatan KBI akan dilakukan melalui bursa crude palm oil (CPO), dan pasar lelang komoditas.
Kemudian, tambah Yudi, PT Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia (KPBI) pun berencana meningkatkan pendapatan dari bisnis resi gudang sebesar 46%. Sasarannya untuk meningkatkan pendapatan dari film sebesar 158% dan aset sebesar 78% yang dilakukan PT Produksi Film Negara (PFN).
“Di Jalin kita memproyeksikan untuk implementasi proyek e-channel platform menjadi 6.000 ATM,” ujar Yadi.
Leave a reply
