Garuda: Jumlah Karyawan Akan Disesuaikan dengan Alat Produksi
PT Garuda Indonesia (Persero) menawarkan pensiun dini kepada sekitar 1.099 karyawannya akibat kondisi keuangan perusahaan sedang sulit. Manajemen menyadari penawaran pensiun dini tersebut bukanlah waktu yang tepat mengingat kesulitan yang dihadapi masyarakat di masa pandemic Covid-19.
“Dipaksa keluar ini bukan waktu yang tepat, tapi kita menjaga kepentingan besama. Itu yang ditawarkan,” kata Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra dalam keterangannya ketika bertemu dengan Komisi VI DPR beberapa waktu lalu.
Irfan mengatakan, pihaknya memastikan tidak ada niat jahat ketika menawarkan pensiun dini kepada karyawan. Mekanismenya pun dipastikan mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dan diskusi pun dilakukan dengan cara 2 arah bersama dengan serikat karyawan Garuda.
Menurut Irfan, meski penawaran pensiun dini itu telah ditawarkan kepada lebih dari 1.000 karyawan, tapi jumlah itu masih jauh dari harapan. Jumlah karyawan tersebut harus disesuaikan dengan alat produksi yang dimiliki Garuda saat ini.
Lalu berapa jumlah karyawan yang dibutuhkan sesuai dengan alat produksi?
“Jumlah karyawan yang sesuai dengan alat produksi ini terus bergerak hitungannya. Jadi, masih kita hitung. Ini agak menjebak karena dipersepsikan nanti itu menjadi target. Yang jelas kita nggak punya niat jahat,” ujar Irfan.