
Grant Thornton: Keterwakilan Perempuan di Level Manajemen Senior Menurun di Indonesia

Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia/Dok. GTI
Grant Thornton telah memantau proporsi perempuan di posisi level manajemen senior dalam 21 tahun terakhir. Meskipun jumlah perempuan di posisi kepemimpinan terus meningkat, laju pertumbuhannya masih sangat lambat.
“Perusahaan tidak bisa hanya menunggu perubahan terjadi secara alami. Dibutuhkan langkah-langkah nyata agar perempuan memiliki kesempatan yang setara untuk berkembang dan memimpin. Kita tidak boleh kehilangan satu generasi lagi dalam mencapai kesetaraan gender di tempat kerja,” kata CEO Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani dalam keterangannya.
Laporan tahunan Grant Thornton “Women in Business 2025” menunjukkan bahwa secara global, perempuan masih lebih banyak menduduki posisi kepemimpinan di bidang sumber daya manusia dan keuangan.
Chief Human Resources Officer (CHRO) menjadi posisi dengan keterwakilan perempuan tertinggi, mencapai 47,6%, diikuti oleh Chief Financial Officer (CFO) sebesar 44,6% dan Chief Marketing Officer (CMO) sebesar 33,3%.
Namun, jumlah perempuan yang menempati posisi tertinggi sebagai CEO masih tertinggal. Saat ini, hanya 21,7% perusahaan menengah yang dipimpin oleh perempuan.
Meskipun angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 2,6% dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah tersebut masih lebih rendah dari capaian tertinggi yang pernah dicatat pada tahun 2023, yaitu 28,4%.
Hal ini menegaskan bahwa masih ada tantangan besar secara global dalam memastikan lebih banyak perempuan dapat mencapai posisi kepemimpinan tertinggi di perusahaan.
Di Indonesia, tren keterwakilan perempuan di posisi level manajemen senior secara umum justru mengalami penurunan dari 37,4% menjadi 36,3% di tahun ini, meskipun angka ini masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata global yang berada di 34%.
Seperti halnya kondisi di global, perempuan di Indonesia cenderung lebih banyak menduduki peran di bidang keuangan dan sumber daya manusia. Chief Financial Officer (CFO) menjadi posisi dengan keterwakilan perempuan tertinggi, mencapai 58,9%, diikuti oleh Group Corporate Secretary sebesar 32,2% sementara itu di posisi ketiga ditempati oleh Chief Human Resources Officer (CHRO) sebesar 31,1%.
Sedangkan keterwakilan perempuan di posisi tertinggi dalam memimpin perusahaan di Indonesia sebagai Chief Executive Officer (CEO) sebesar 28,9% di tahun ini, naik dari tahun 2024 yang tercatat sebesar 23,3%.
Untuk mempercepat pencapaian keseimbangan gender dalam kepemimpinan bisnis, Grant Thornton Indonesia menekankan pentingnya langkah-langkah strategis yang dapat diterapkan oleh perusahaan.
Ada tiga strategi utama yang dapat membantu menciptakan perubahan nyata. Pertama, berani menetapkan target ambisius pada posisi level manajemen senior. Perusahaan perlu memiliki target yang jelas terkait persentase perempuan pada jenjang manajemen senior. Tidak hanya sekadar meningkatkan jumlah, tetapi juga menentukan posisi strategis tertentu yang diharapkan dapat ditempati oleh perempuan. Dengan menetapkan target yang ambisius, perusahaan dapat lebih fokus dalam menciptakan peluang bagi perempuan untuk berkembang dalam kepemimpinan.
Kedua, komitmen pada dukungan di setiap tahap karier perempuan. Kesetaraan gender tidak hanya penting di level pemimpin perusahaan tetapi juga di sepanjang perjalanan karier seorang perempuan.
Data menunjukkan bahwa program networking dan mentoring sangat berperan dalam mempertahankan perempuan pada posisi manajemen senior. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya menetapkan target untuk mendukung perempuan melalui program pembinaan karier dan pengembangan profesional. Jika karyawan perempuan yang berbakat tidak mendapatkan dukungan yang memadai, perusahaan berisiko kehilangan potensi pertumbuhan yang signifikan.
Ketiga, mendorong keseimbangan gender dalam rantai pasokan dan kemitraan bisnis. Perusahaan memiliki pengaruh besar dalam mendorong perubahan di ekosistem bisnis mereka. Dengan mendorong mitra bisnis, investor, dan pemasok untuk meningkatkan keseimbangan gender dalam tim mereka, perusahaan dapat membantu mempercepat adopsi strategi keberagaman di sektor bisnis yang lebih luas.
Leave a reply
