Inovasi Sygenta Mendorong Pertumbuhan Pertanian di Indonesia
Sygenta melihat Indonesia memegang peran yang signifikan dalam strategi global Sygenta. Oleh karena itu, pihaknya memegang teguh komitmen untuk memajukan keamanan pangan, meningkatkan produktivitas, serta mendorong kesejahteraan petani di Indonesia.
Syngenta Group CEO, Jeff Rowe mengatakan dengan berkolaborasi dengan mitra dan pemangku kepentingan lokal untuk mempromosikan inovasi dan adopsi praktik berkelanjutan, pihaknya bertekad memberikan kontribusi yang berarti pada pertumbuhan dan ketahanan sektor pertanian di Indonesia dalam menghadapi tantangan dan peluang masa depan.
Disamping potensi pertumbuhan yang sangat besar, Syngenta menyadari berbagai tantangan yang dihadapi sektor pertanian. Perubahan iklim, kelangkaan air, penurunan kesehatan tanah, dan tekanan hama yang meningkat, keterbatasan finasial, keterbatasan akses ke bahan pertanian dan pasar adalah beberapa tantangan utama yang mengancam keberlanjutan pertanian di Indonesia. Selain itu, Indonesia juga memiliki kebutuhan mendesak untuk meningkatkan keamanan pangan akibat populasi yang besar dan kerentanannya terhadap perubahan iklim.
Rowe menjelaskan pendekatan strategis Syngenta untuk memastikan bahwa petani Indonesia memiliki akses ke benih terbaik, produk perlindungan tanaman, dan teknologi pertanian. Sumber daya ini dirancang untuk meningkatkan dan melindungi hasil panen, serta mempertahankan kualitas produk, sehingga berkontribusi pada keamanan pangan nasional secara keseluruhan.
Inovasi Syngenta, termasuk solusi pertanian digital, AI, dan teknik pertanian presisi, memungkinkan petani mengoptimalkan produksi mereka. Dengan meningkatkan efisiensi dan mengurangi konsumsi sumber daya, solusi dan teknologi Syngenta membantu petani meningkatkan produktivitas dan mendorong keberlanjutan. Selain itu, ekosistem pertanian tertutup Syngenta memberikan petani akses yang lebih baik – termasuk pengetahuan agronomi, layanan, teknologi, serta akses ke input atau sumber daya pertanian, pembiayaan, dan pasar yang akan meningkatkan pendapatan serta mendorong kesejahteraan petani.
“Di Syngenta, kami menempatkan petani sebagai fokus utama dari semua kegiatan usaha maupun upaya keberlanjutan kami dengan berinvestasi dalam teknologi inovatif untuk membantu petani mengatasi tantangan mereka,” kata Syngenta Indonesia Country Head of Sustainability & Corporate Affairs, Fainta Susilo Negoro.
Teknologi Plinazolin yang merupakan terobosan utama Syngenta, misalnya, menawarkan perlindungan luar biasa terhadap Lepidoptera, salah satu hama paling berbahaya yang mempengaruhi sawah padi Indonesia. Selain itu, teknologi Adepidyn yang terdapat dalam Miravis Duo memberikan manajemen penyakit jamur yang kuat dan tahan lama, membantu petani meminimalkan kerugian dari hama dan penyakit, yang secara umum menyebabkan kerugian 10-23% dari hasil panen setiap tahunnya.
Fainta menjelaskan bahwa komitmen Syngenta terhadap inovasi didukung oleh kemitraan strategis dengan pemangku kepentingan lokal. Contoh utama adalah “Komunitas 10 Ton,” sebuah inisiatif yang dikembangkan bekerja sama dengan Dinas Pertanian di seluruh Indonesia. Tujuan dari program ini adalah membantu petani mencapai produksi hingga 10 ton per hektar, dibandingkan dengan rata-rata produksi nasional 5-6 ton per hektar. Melalui praktik pertanian yang baik, dukungan agronomi yang komprehensif, dan pembelajaran antar-petani, Syngenta berharap dapat membuka keran potensi yang sangat besar dan mendukung kemajuan sektor pertanian Indonesia.