KAI Logistik Reaktivasi Terminal Barang Stasiun Kretek

0
14

PT Kereta Api Logistik (KAI Logistik) mereaktivasi Terminal Barang Stasiun Kretek sebagai bagian dari upaya optimalisasi operasional distribusi angkutan semen di wilayah Jawa Tengah.

“Pengoperasian kembali Terminal Barang Stasiun Kretek ditargetkan mampu menyumbang volume angkutan sebesar 1.280 ton per hari atau setara dengan 32.000 ton per bulan. Terminal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebesar 30% dari total distribusi angkutan semen dengan relasi Stasiun Nambo dan Arjawinangun. Ke depannya, volume ini diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan kebutuhan pasar,” kata Direktur Operasi KAI Logistik, Heri Siswanto dalam keterangan resmi.

Terminal Barang Stasiun Kretek pertama kali dibangun pada tahun 2015 dengan tujuan mendukung pengiriman logistik, khususnya melayani pelanggan perusahaan semen melalui rute Stasiun Kretek–Stasiun Klari. Namun, operasional terminal ini sempat terhenti pada pertengahan tahun 2017.

Kini, terminal tersebut resmi kembali diaktifkan sebagai bagian dari upaya KAI Logistik untuk mengoptimalkan jaringan distribusi semen, khususnya dalam memenuhi kebutuhan logistik semen di wilayah selatan Jawa Tengah.

Baca Juga :   KAI Siapkan 5,5 Juta Tempat Duduk untuk Layani Masa Nataru 2023

“Kami terus mendorong pemanfaatan moda kereta api sebagai solusi logistik ramah lingkungan atau green logistics. Dengan mengalihkan angkutan semen dari moda darat yaitu truk ke kereta api, kami berharap dapat menekan tingkat polusi udara dan menjaga lifetime jalan raya,” ujar Heri.

Pengoperasian kembali Stasiun Kretek memberikan kontribusi besar terhadap efisiensi waktu distribusi. Distribusi semen dari Pabrik Palimanan Cirebon ke gudang di Wangon sebelumnya memerlukan waktu sekitar 10 hingga 12 jam jika menggunakan truk. Namun, dengan kereta api, waktu tempuh dapat dipersingkat menjadi hanya sekitar 5 jam. Langkah ini bukan hanya memberikan solusi logistik yang lebih efisien, tetapi juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi penggunaan truk yang dapat menimbulkan permasalahan Over Dimension Over Loading (ODOL) di jalan raya.

Leave a reply

Iconomics