Konsisten Tumbuh, Laba Bersih BSI Naik 21,60% pada Januari-September 2024

0
36

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mempertahankan konsistensi pertumbuhan kinerja keuangan sejak terbentuk dari hasil merger beberapa bank syariah milik bank BUMN pada 2021 lalu.

Sepanjang Januari-September 2024 ini, bank dengan sandi saham BRIS ini kembali monerehkan catatan positif pada indikator-indikator keuangan. Laba bersih BSI pada periode tersebut sebesar Rp5,11 triliun, atau mengalami pertumbuhan sebesar 21,60% secara tahunan (year on year/yoy).

“Alhamdulillah, BSI dapat melanjutkan kinerja keuangan yang solid dari tahun ke tahun sejak kami merger 2021 sampai kuartal III 2024. Pertumbuhan kami bagus, double digit dan terjaga, tidak hanya dari sisi volume aset, DPK [Dana Pihak Ketiga] dan juga pembiayaan, tetapi juga dari sisi kualitas aset kami, pembiayaan kami, juga terjaga dengan baik,” ujar Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam konferensi pers, Selasa (29/10).

Per September 2024, aset BSI tumbuh sebesar 15,91% yoy menjadi Rp371 triliun. Dana Pihak Ketiga BSI juga mengalami pertumbuhan sebesar 14,92% yoy menjadi Rp301 triliun, didorong oleh pertumbuhan tabungan yang mengalami pertumbuhan sebesar 13,41% yoy menjadi Rp131 triliun. Pertumbuhan tabungan ini, kata Hery, memperkokoh dana murah atau CASA BSI menjadi Rp186 triliun pada kuartal III 2024.

Di sisi lain, pembiayaan BSI juga mengalami pertumbuhan sebesar 15,28% yoy menjadi Rp267 triliun. Kualitas pembiayaan ini terjaga baik yang terlihat dari NPF Gross per September 2024 sebesar 1,97%, lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Hery mengatakan, pertumbuhan bisnis yang sehat berdampak pada profitabilitas perusahaan. Hingga kuartal III 2024, pendapatan margin bagi hasil mencapai Rp18,41 triliun, tumbuh 11,98% yoy. Fee base income juga mengalami pertumbuhan tinggi sebesar 30,14% yoy menjadi Rp3,94 triliun. 

Baca Juga :   Tuan Guru Bajang Mundur dari Wakil Komisaris Utama BSI, Erick Thohir: Terima Kasih Telah Mengawasi BSI

Alhasil, PPOP atau laba operasi pra-pencadangan sebesar Rp8,52 triliun atau mengalami pertumbuhan 7,61% yoy.

Dengan demikian BSI mampu membukukan laba bersih pada kuartal III 2024 sebesar Rp5,11 triliun, atau mengalami pertumbuhan sebesar 21,60% yoy.

Indikator profitabilitas mengalami kenaikan dilihat dari Return on Assets (ROA) yang naik sebesar 12 basis poin secara year to date mencapai 2,47% dan Return on Investment (ROI) naik 72 basis poin secara year to date mencapai 17,59%.

“Kenaikan profitabilitas disebabkan karena kualitas pembiayaan yang terjaga, terlihat dari tren cost of credit (CoC) yang terus membaik dari waktu ke waktu dan dari tahun ke tahun. Pada posisi September 2024, CoC BSI mencapai 0,97%, membaik 18 basis poin secara year to date. BSI juga mampu meningkatkan pencadangan untuk pembiayaan bermasalah sebesar 195,04% atau naik sebesar 69 basis poin secara year to date,”jelas Herry.

BSI juga mampu menekan cost income ratio atau CIR menjadi 48,99%, menunjukkan perbaikan sebesar 87 basis poin dari posisi Desember 2023.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Risk Management Bank Syariah Indonesia (BSI), Grandis Helmi Harumsyah mengatakan, pembiayaan BSI sampai dengan kuartal III tumbuh lebih baik dibandingkan dengan industri perbankan secara nasional. 

“Jadi, fungsi intermediasi berjalan dengan baik. Sampai dengan Kuartal III ini, total pembiayaan yang telah berhasil disalurkan oleh BSI sebesar Rp267 triliun atau tumbuh sebesar 15,28% yoy,” ujar Grandis.

Baca Juga :   BSI Maslahat dan BSI Kembali Buka Program BSI Scholarship

Grandis mengatakan, pembiayaan BSI tumbuh pada berbagai segmen. Segmen wholesale BSI, mencatatkan pertumbuhan sebesar 12,17%. Kemudian, segmen ritel, tumbuh17,30% dan konsumer tumbuh 16,27%.

Pertumbuhan pembiayaan ini diiring dengan kualitas yang baik. Financing at Risk mengalami penurunan sejak Desember 2022 sebesar 12,45% menjadi 7,86% per September 2024.

Sejalan dengan itu, tren Cost of Credit (CoC) BSI juga membaik sampai di level di bawah 1% yaitu 0,97% per September 2024. 

Dari sisi Cash Coverage atau  pencadangan untuk pembiayaan bermasalah relatif stabil di 195% per Sepetmber 2024.

“Kualitas pembiayaan ini menunjukkan kami memang berkomitmen untuk menyalurkan pembiayaan secara sehat dan sustain. Pertumbuhan pembiayaan yang kami catatkan per September 2024 sebesar 15,28% yoy, memiliki kualitas yang terus dapat dijaga melalui penerapan beberapa strategi pertumbuhan,” ujar Grandis.

Strategi tersebut adalah, pembiayaan yang fokus pada bisnis serta target market yang ditetapkan dan disepakati di awal tahun. Kemudian, proses bisnis pembiayaan juga terus diperbaiki melalui digitalisasi.

Selanjutnya, juga disiplin melakukan monitoring terhadap pembiayaan yang sudah ada di dalam portofolio, maupun terhadap pembiayaan yang sifatnya baru.

“Portofolio guideline kita lakukan review secara periodik sehingga guideline pertumbuhan pembiayaan selalu berada dalam koridor yang ditetapkan oleh Bank,” kata Grandis.

Hal yang juga tak kalah penting adalah terus meningkatkan kapabilitas serta komptensi SDM yang mengawal proses pemberian pembiayaan ini.

Baca Juga :   Garap Ziswaf, Bank Syariah Indonesia Bakal Perluas Kolaborasi dengan Baznas

Anton Sukarna, Direktur Sales & Distribution BSI mengatakan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI juga mampu tumbuh di atas rata-rata industri.

Hingga kuartal III 2024, DPK BSI tumbuh sebesar 14,92%  yoy. Pertumbuhan DPK BSI didorong oleh dana murah yang tumbuh 18,88% yoy. Tabungan BSI tumbuh sebesar 13,40% yoy menjadi Rp130 triliun dengan komposisi tabungan terhadap total DPK BSI mencapai 43,22%. Hal ini menjadikan tabungan BSI berada di posisi kelima dibandingkan dengan bank umum nasional.

Anton mengatakan, BSI akan terus mendorong pertumbuhan tabungan haji. Hingga kuartal III 2024, BSI memiliki nasabah tabungan haji sebesar 5,39 juta dengan tren yang terus meningkat. Total saldo tabungan haji saat ini sekitar Rp13,36 triliun atau tumbuh 16,47% yoy.

BSI juga terus mendorong pertumbuhan tabungan haji di segmen payroll, yang masih memiliki potensi yang sangat besar. Hingga September 2024, penetrasi tabungan haji terhadap total nasabah payroll baru di angka 16,30%, sehingga ruang pertumbuhannya masih sangat terbuka lebar. 

“Ke depannya, BSI akan terus mendorong pertumbuhan tabungan haji lebih agresif lagi dan menjadikan masyarakat calon jemaah haji sebagai mitra bersama dengan BSI,” ujarnya.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics