Menko Airlangga Temui Para CEO di Australia, Inilah Beberapa Proyek yang Melibatkan Pebisnis Australia

0
36

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto bertemu dengan para pimpinan pelaku usaha Australia yang telah mempunyai komitmen berinvestasi di Indonesia dalam kegiatan CEO Meeting.

Menko Airlangga mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih kepada para CEO perusahaan Australia tersebut yang telah berkomitmen mendukung berbagai sektor prioritas Indonesia.

Pertemuan ini menjadi wadah komunikasi para CEO yang ingin menyampaikan berbagai perkembangan proyek investasinya di Indonesia. Perwakilan perusahaan yang hadir dalam kegiatan tersebut yakni antara lain Managing Director Nickel Industries, CEO Aspen Medical, Chief Financial Officer Central Queensland University, dan Managing Director and CEO Carbon Aceh.

Perkembangan proyek investasi yang disampaikan antara lain pembangunan rumah sakit pertama Aspen Medical yang sudah melakukan groundbreaking pada 20 Juni 2023 di Depok, Jawa Barat. Rumah sakit itu ditargetkan akan beroperasi pada 2026, kemudian selanjutnya akan membangun rumah sakit kedua dan ketiga di Cikarang dan Karawang, Jawa Barat.

Aspen Medical berencana untuk membangun 23 rumah sakit (Kelas A dan B) dan 650 klinik dengan nilai US$1 miliar atau AUD1,5 miliar yang tentunya akan menyediakan lapangan kerja lebih luas. Aspen Medical saat ini sedang dalam proses finalisasi kerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk program magang tenaga kesehatan asal Indonesia di Australia.

Baca Juga :   Delegasi Indonesia Beberkan Inisiatif-inisiatif Memperkuat Ketahanan Pangan di APRC Kolombo

Pada sektor pendidikan, Central Queensland University (CQU) menyampaikan telah menjajaki beberapa program kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia. Di antaranya yakni untuk penyelenggaraan pendidikan dan penelitian terkait sistem pertanian inovatif dan pusat riset tanaman herbal dan holtikultural. Selain itu, CQU saat ini dalam proses pendirian kampus di Balikpapan dengan kampus tambahan di IKN.

Terkait kolaborasi pengembangan smelter berorientasi energi hijau di Indonesia, Nickel Industries bekerja sama dengan Tsingshan telah memulai pembangunan proyek excelsior nickel cobalt (ENC) high pressure acid leach (HPAL) di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Proyek tersebut akan menjadi yang pertama secara global dalam memproduksi tiga produk nikel kelas satu untuk pasar kendaraan listrik dan baterainya yaitu mixed hydroxide precipitate (MHP), nickel sulphate, dan nickel cathode.

Proyek bernilai US$1,76 miliar itu diproyeksikan selesai dalam waktu kurang dari 24 bulan, dengan proyeksi kebutuhan pekerja sebanyak 3.500 orang, di mana konstruksinya sudah dimulai pada Oktober 2023 dan diharapkan menghasilkan produksi nikel pertama pada paruh pertama 2025 nanti.

Baca Juga :   Indonesia-Malaysia Bicarakan Penguatan Perkelapasawitan

Pada kesempatan tersebut, Managing Director and CEO Carbon Aceh juga hadir menyampaikan perkembangan kerja sama pembangunan CCS. Lebih jauh, PT PEMA Aceh Carbon yang merupakan joint venture BUMD Pembangunan Aceh (PEMA) dan Carbon Aceh, saat ini sedang melakukan studi kelayakan untuk menentukan apakah reservoir gas raksasa Lapangan Arun dapat digunakan untuk penyimpanan CO2 yang perkiraan kapasitas penyimpanan akhir sekitar 1 miliar ton CO2.

Proyek ini akan menjadi salah satu proyek CCS terbesar di kawasan ASEAN dan diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Aceh. Proyek ini diproyeksikan menciptakan lapangan kerja yang luas, meningkatkan pendapatan dan mendukung perkembangan industri terkait seperti produksi pupuk, hidrogen biru, dan produksi amonia.

Leave a reply

Iconomics