Menko Airlangga Usulkan 3 Langkah agar APEC Menjadi Solusi Krisis

0
270

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melihat bahwa posisi strategis Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) dapat menjadi bagian dalam solusi krisis yang terjadi, mengingat ekonomi anggota APEC mewakili lebih dari 60% PDB dunia dan 48% perdagangan global.

Menko Airlangga mengajukan tiga langkah yang dapat dilakukan. Pertama, menyelarasan kebijakan perdagangan dan teknologi. APEC perlu mengembangkan pendekatan kreatif, moderen, dan komprehensif untuk mendukung perdagangan yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan inklusi dan partisipasi para pemangku kepentingan pembangunan, meningkatkan akses dan fasilitasi perdagangan digital berbasis teknologi, serta meningkatkan daya saing kawasan melalui penguatan perdagangan berbasis multilateral yang adil, terbuka, inklusif, dan fasilitatif.

Kedua, memperkuat ketahanan ekonomi melalui rantai pasok yang tangguh, kuat, dan terintegrasi. Pandemi telah menunjukkan kerentanan rantai suplai yang ada, sehingga penting untuk memperkuat resiliensi terhadap berbagai potensi disrupsi. Untuk itu, perlu dibangun mekanisme information sharing untuk peringatan dini gangguan rantai suplai, meningkatkan pembangunan infrastruktur logistik, serta mengurangi carbon footprint sistem logistik kawasan untuk perdagangan yang lebih hijau.

Baca Juga :   Bintan Industrial Estate Miliki Nilai Jual Aksesibilitas dan Konektivitas

Selain itu, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) juga perlu difasilitasi agar semakin terintegrasi ke dalam rantai pasok global dengan mengatasi kesenjangan digital dan menghilangkan hambatan struktural yang ada.

“Jumlah UMKM saat ini sebesar 97% dan menampung 50% lapangan pekerjaan baru secara global. UMKM berperan penting dalam mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan ekstrem,” kata Menko Airlangga dalam keterangan resmi.

Ketiga, APEC perlu meningkatkan komitmen untuk menciptakan ekonomi bersih dan berkeadilan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menciptakan lingkungan investasi dan kebijakan perdagangan yang kondusif, mengembangkan teknologi inovatif, serta memberikan insentif untuk mendukung transisi ekonomi bersih.

“Mari kita tingkatkan kerja sama untuk pemulihan dan kebangkitan yang lebih kuat, baik secara lingkungan maupun ekonomi,” kata Menko Airlangga dalam APEC Leaders’ Retreat Session 2 yang merupakan agenda penutup rangkaian APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM).

Dalam APEC Economic Leaders’ Meeting tersebut, para pemimpin Ekonomi APEC berhasil menyepakati 2022 APEC Leaders’ Declaration yang sampai pada hari pertama penyelenggaraan AELM masih mengalami kebuntuan mengenai isu perang Ukraina. Untuk memecah kebuntuan, para pemimpin Ekonomi APEC sepakat untuk menggunakan rumusan dalam G20 Leaders’ Declaration mengenai isu tersebut, sehingga deklarasi dapat diterima oleh seluruh pihak.

Baca Juga :   Menko Airlangga Beberkan Peluang Industri Reasuransi di Indonesia

“Indonesia merupakan satu-satunya negara yang tergabung dalam tiga forum kerja sama internasional, yaitu G20, APEC, dan ASEAN. Indonesia memiliki posisi sangat strategis untuk menjembatani ketiga forum kerja sama tersebut. Terdapat benang merah antara G20, APEC, dan ASEAN, yaitu semangat togetherness dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada,” tegas Menko Airlangga.

Leave a reply

Iconomics