Pelaku UMKM Kesulitan Dapatkan Yodium di Kimia Farma, Pemerintah Diminta Turun Tangan
Sejumlah produsen garam mengaku kesulitan untuk mendapatkan yodium untuk memproduksi garam konsumsi. Yodium merupakan salah satu bahan penting untuk membuat garam konsumsi beryodium.
Ketua Koperasi Produsen Taman Garam Aufa Marom mengatakan, sejumlah produsen garam di wilayah Pekanbaru, Pasuruan, Lampung, Jawa Tengah, dan Madura kesulitan untuk mendapatkan yodium. Padahal, harga yodium di pasaran saat ini masih tergolong normal.
Karena itu, kata Aufa, pihaknya tetap khawatir apabila kondisi tersebut tidak segera ditangani, karena bisa saja harganya akan merangkak naik. Untuk saat ini, harga yodium sudah menyentuh Rp 1,1 juta per 500 gram dan biasanya bisa dibeli di PT Kimia Farma Tbk.
“Kalau harga masih normal, hanya saja jika ada sidak dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), lantas di gudang tidak ada yodium bisa bermasalah juga,” kata Aufa kepada wartawan The Iconomics, Kamis (23/5).
Karena kesulitan mendapatkan yodium, kata Aufa, pihaknya harus menghentikan sementara aktivitas produksinya. Hal itu terpaksa dilakukan karena kalah pangsa pasar dengan produsen garam yang lebih besar.
“Kimia Farma saya tanyakan lagi kosong. Sebelumnya bisa beli di sana. Kemarin saya hanya membantu mencarikan yodium untuk pelanggan saya Riau. Dan teman-teman garam yang saya sebutkan tadi juga sebagian kesulitan,” Aufa menambahkan.
Masih kata Aufa, pihaknya karena itu berharap agar pemerintah dapat lebih memperhatikan nasib pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya dalam memperoleh bahan dasar untuk memproduksi barang yang akan dipasarkan. Tanpa bantuan pemerintah, pelaku UMKM akan kesulitan untuk mendapatkan bahan yang mudah dan terjangkau.
“Harapannya kita selaku UMKM ingin dapat akses langsung ke pihak pabrik pengolah yodium, sehingga kita punya kejelasan terkait stok yodium dan bisa mendapati harga yodium yang lebih murah,” kata Aufa.
Soal kelangkaan yodium itu, wartawan The Iconomics sudah mencoba menghubungi Kimia Farma untuk mendapatkan informasi secara jelas. Namun, sampai berita ini diturunkan, pihak Kimia Farma belum memberikan respons.