Permintaan Rumah Di Bawah Rp500 Juta Masih Tinggi, Dirut BTN Optimistis Prospek KPR Masih Cerah
Nixon LP Napitupulu, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) optimistis kredit kepemilikan rumah atau KPR pada tahun ini masih memiliki prospek yang cerah di tengah proyeksi pertumbuhan ekonomi yang mengalami perlambatan. Pertumbuhan KPR terutama berasal dari rumah-rumah dengan harga di bawah Rp500 juta.
Nixon mengatakan BTN House Price Index pada tahun 2022 lalu masih mengalami kenaikan yang cukup baik, terutama didorong oleh rumah-rumah yang berharga di bawah Rp500 juta.
“Jadi, dari sana dapat kami sampaikan bahwa masih ada optimisme dari sisi prospek pembiayaan perumahan karena kalau harga masih naik, maka kecendrungan pertumbuhan dari sisi supply juga masih akan ada. Kemudian di tahun 2023, permintaan rumah diprediksi akan masih tetap tinggi, terutama tadi kami sampaikan di tipe-tipe yang harganya di bawah Rp500 juta,” ujar Nixon dalam Rapat Dengar Pendapat antara pimpinan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (28/3).
Permintaan perumahan ini, jelas Nixon, didorong oleh berbagai faktor, seperti stabilitas ekonomi domestik yang masih cukup kuat dalam menghadapi risiko resesi. Kemudian, masih tingginya backlog perumahan di Indonesia. Ia mengatakan masih ada 12,7 juta keluarga di Indonesia yang belum memiliki rumah.
Faktor lainnya yang mendongkrak permintaan rumah adalah adanya program KPR subsidi dari pemerintah. Tahun ini, program Fasilitas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) ditargetkan mencapai 220 ribu unit. Dengan target tersebut, menurut Nixon, potensi pertumbuhan KPR subsidi juga akan tumbuh seiring dengan meningkatnya kuota FLPP ini.
Kebijakan Loan to Value (LTV) 100% juga, tambahnya, menunjang pertumbuhan bisnis perumahan terutama untuk segmen harga di bawah Rp500 juta.
Tahun 2022 lalu, penyaluran KPR BTN tumbuh 8,5% year on year menjadi Rp268 triliun, terutama didorong KPR MBR atau KPR subsidi yang tumbuh 10%.