Presiden Jokowi Suka Batik Sogan, Yuk Simak Makna Dibalik Sogan
Hari Batik Nasional diperingati setiap 2 Oktober. Presiden Joko Widodo merayakannya dengan menggelar Istana Berbatik pada 1 Oktober 2023 di depan Istana Merdeka.
“Sekali lagi, batik adalah wajah kita, wajah budaya kita dan sebagai sebuah karya seni yang luar biasa, di situ ada simbolisme, di situ ada filosofi setiap motif yang ada, dan inilah kebudayaan Indonesia. Dan, untuk menyampaikan kebanggaan kita, hari ini kita mengadakan Istana Berbatik,” kata Jokowi kepada wartawan di Istana Negara pada 1 Oktober 2023.
Presiden mengaku senang batik dengan warna Sogan. “Terlalu banyak motif batik, ribuan motif setiap hari berganti, motifnya bisa berubah-ubah, warnanya berubah-ubah. Tetapi, memang saya senang yang warna sogan,” kata Jokowi.
Dalam keterangan resmi yang dikutip dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kepala Negara mengenakan batik motif Parang Barong Seling Kembang Udan Riris dengan dominasi warna coklat. Batik motif parang mempunyai makna memerangi, simbol seorang pemimpin harus berani bersikap tegas memerangi ketidakbenaran yang ada. Motif ini biasa dikenakan oleh para raja, sementara motif udan riris yang berarti hujan gerimis bermakna memberikan kesejukan di tengah kondisi yang gersang.
Mengutip dari batikprabuseno.com, Batik Sogan adalah jenis batik berarsir klasik. Awalnya, Batik Sogan melalui proses pewarnaan menggunakan pewarna alami dari kayu pohon Sogan. Batik Sogan Klasik adalah gaya dasi yang identik dengan daerah megah di Jawa, yaitu Yogyakarta dan Solo.
Motif mereka biasanya mengikuti motif keraton klasik. Sogan Yogya dan Solo juga bisa dibedakan dari warnanya. Umumnya Sogan Yogya dominan berwarna coklat tua, hitam dan putih, sedangkan Sogan Solo berwarna orange muda dan coklat.
Setiap warna dalam batik ini memiliki makna. Menurut sumber yang sama, warna hitam melambangkan nafsu atau keduniawian yang halal, merah melambangkan nafsu amarah, kuning lambang nafsu sufiyah, dan putih lambang nafsu mutmainah atau kebaikan. Warna coklat sarat dengan kekhidmatan dan kekhasan tradisi Jawa yang sangat menonjolkan perspektif batin, baik sebagai ekspresi warna maupun kesan. Warna coklat juga melambangkan pribadi yang hangat, rendah hati, baik hati, kebersamaan dan tenang.
Sebagaimana kita ketahui bersama, penetapan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober ditetapkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009 tentang Hari Batik Nasional pada 17 November 2009. Kala itu, Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden RI keenam menetapkan peringatan tersebut.