
Shell Tambah Kapasitas Pabrik Pelumas di Marunda Dua Kali Lipat

Dian Andyasuri, President Director and Country Chair, Shell Indonesia dan Carlos Maurer, Executive Vice President, Shell Global Commercial/Iconomics
Iconomics - Shell Indonesia meningkatkan kapasitas pabrik pelumas (Lubricant Blending Plant/LOBP) di kawasan Marunda, Bekasi menjadi 300 juta liter per tahun. Sebelumnya, pabrik yang berdiri tahun 2015 ini memiliki kapasitas produksi 136 juta liter per tahun.
Carlos Maurer, Executive Vice President, Shell Global Commercial mengatakan investasi perluasan kapasitas produksi ini menunjukkan kepercayaan terhadap pasar Indonesia. Indonesia, demikian Carlos adalah negara dengan permintaan pelumas yang besar. Di dunia termasuk dalam 10 besar, 5 besar di Asia dan terbesar di Asia Tenggara. Perekonomian Indonesia juga didukung oleh populasi yang besar yang mencapai lebih dari 250 juta dan pertumbuhan kelas menengah yang pesat.
“Bagi kami, investasi di Indonesia sangat strategis dan penting,” ujarnya dalam konfrensi pers di Marunda, Kamis (12/3).
Dian Andyasuri, President Director and Country Chair, Shell Indonesia mengatakan proses konstruksi untuk pengembangan pabrik ini diperkirakan menghabiskan waktu dua tahun. Karena ada penambahan kapasitas, lahan pabrik pun bertambah luas dari 7,5 hektar menjadi 9 hekatar.
“Kenapa diperluas karena Shell betul-betul percaya atas pertumbuhan perekonomian Indonesia dengan populasi yang besar,industri yang terus berkembang, kami berkomitmen untuk terus stay di indonesia, terus grow di Indonesia dan menjadi bagian dari bangsa Indonesia,” ujar Dian.
Baik Carlos maupun Dian tidak bersedia mengungkapkan nilai investasi untuk pengembangan pabrik ini. Hanya keduanya mengatakan investasi ini merupakan salah satu investasi terpenting Shell di dunia.
Dian juga tidak mengungkapkan target penjualan pelumas perusahaan dengan adanya penambahan kapasitas ini. Namun, dari sisi permintaan, menurutnya, permintaan pelumas di Indonesia dari tahun ke tahun terus tumbuh. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, yang juga diamini oleh Shell, kata dia pertubuhan permintaan pelumas sekitar 3-4% per tahun.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam yang hadir memberikan sambutan dalam acara peletakan batu pertama perluasan pabrik pelumas Shell, mengatakan saat ini ada 44 perusahaan pelumas di Indonesia dengan kapasitas produksi terpasang mencapai sekitar 2 juta kiloliter (kl). Sedangkan produksi pelumas per tahun sekitar 908.360 kl. Sekitar 781.000 diantaranya adalah pelumas untuk otomotif, sedangkan 127.000 kl lainnya pelumas industri.
“Kami sangat mengapresiasi komitmen Shell dalam mengembangkan industri pelumas dalam negeri melalui ekspansi pabrik pelumasnya di Marunda serta berhasil memperoleh Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Stadar Nasional Indonesia ( SPPT SNI) untuk seluruh varian produk pelumas otomotif. Kami berharap PT Shell Indonesia dapat terus menjadi mitra strategis pemerintah di sektor industri pelumas,” ujarnya.