Bahlil Mau Jual 5.000 Sumur Minyak ke Pihak Asing, Aspermigas; “Eh, yang Punya Sumur Siapa?”

0
41

Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) menolak rencana Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia untuk menjual ribuan sumur minyak tidak aktif atau idle ke pihak swasta terutama perusahaan asing.

Menteri ESDM yang baru akan menjual 5.000 sumur minyak ke perusahaan asing.  Eh, yang punya sumur siapa? Negara. Kuasa pertambangan siapa? Nggak bisa begitu. Dia nggak ngerti usaha minyak itu seperti apa. Mohon maaf kalau saya berbicara blak-blakan seperti ini,” ujar Ketua Umum Aspermigas, Mustiko Saleh dalam acara ‘Indonesia Energy Forum 2024’ yang diselenggarkan Theiconomics.com, di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, Selasa (10/9).

Rencana Bahlil menjual sumur-sumur idle ini pernah disampaikan saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI pada 26 Agustus lalu.

Pria yang dilantik sebagai Menteri ESDM pada 19 Agustus ini mengatakan sumur-sumur idle ini perlu dioptimalkan untuk meningkatkan produksi minyak yang terus menurun.

“Ada kurang lebih 5 ribu sumur yang bisa dioptimalkan. Ini gak dilakukan kita bikin lagi seperti mazhab IUP, ini kan punya negara pengelolaan ke KKKS yang atau BUMN. Mendingan kita buka untuk swasta nasional atau swasta asing yang mengelola sumur ini dengan target pendapatan negara. Target pendapatan negara kita 600 ribu barel (per hari) sama dengan US$ 12 miliar,” kata Bahlil dikutip dari CNBC Indonesia.

Baca Juga :   Meski Ada Pemilu, Realisasi Investasi pada Kuartal Pertama 2024 Tetap Naik Signifikan

Bahkan saat masih menjadi Menteri Investasi, Bahlil sudah memiliki rencana serupa.

Dikutip dari Kompas.com, pada September 2023, Bahlil meminta Pertamina untuk melepas sumur-sumur minyak dan gas (migas) idle ke investor swasta lokal maupun asing. 

“Pertamina konkret aja mana (sumur migas) yang bisa (dikelola), mana yang enggak bisa. Jangan ingin semua tapi produksinya enggak jalan-jalan,” di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (20/9/2023). 

Mustiko Saleh mengatakan sumur-sumur minyak idle memang masih memiliki kandungan minyak karena secara teknis proses pengeboran yang dilakukan masih menyisahkan minyak pada reservoir.

Mustiko mengatakan, ada tiga mekanisme untuk mengeluarkan minyak dari dalam reservoir. Pertama, reservoir solution gas drive. Recovery factor pada metode ini paling rendah yaitu 21-23%. 

“Jadi, kalau ada reservoir dengan solution gas drive itu, minyak yang tersisah di bawah itu masih 70-80%. Masih banyak,” ujarnya. 

Kedua, gas cap expansion atau gas cap drive. Gas cap expansion ini memberikan recovery factor  27-28%, sehingga masih tersisah minyak 72% pada reservoir.

Baca Juga :   Kementerian ESDM: Pemanfaatan EBT di Indonesia Masih Relatif Kecil

Ketiga, water drive reservoir, yang memiliki recovery factor paling besar. “[Lapangan migas] di Jambi saya pernah menghitung, ada yang sampai 60%,” ujarnya.

Leave a reply

Iconomics