Donald Trump Diperkirakan Mulai Mengenakan Tarif Impor 25% untuk Uni Eropa dan China pada Semester II 2025
Bank Indonesia terus mencermatik kebijakan ekonomi dan politik pemerintahan baru Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump yang akan dilantik Januari 2025.
Trump yang berasal dari Partai Republik sebelumnya sudah pernah menjadi Presiden Amerika Serikat pada 2016-2020.
Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia mengatakan, belajar dari kepemimpinan Trump sebelumnya, Bank Indonesia memperkirakan kebijakan ekonomi dan politik Trump akan cenderung inward looking atau mementingkan kepentingan domestik.
Konsekuensinya, kata Perry, Trump akan menerapkan tarif perdagangan yang tinggi ke negara-negara mitra dagang Amerika Serikat, terutama kepada negara-negara yang mengalami surplus besar terhadap Amerika Serikat, seperti China, Uni Eropa, Meksiko dan Vietnam.
“Tarif perdagangan yang tinggi bahkan kemungkinan mulai akan diterapkan pada semester II 2025. Misalnya kepada Uni Eropa ada tarif 25% untuk besi aluminium, motor, dan yang lain. Dengan China 25% untuk mesin elektronik dan chemical,”kata Perry dalam konferensi pers pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, pada Rabu (20/11).
Perang tarif ini, kata Perry, akan menimbulkan fragmentasi perdagangan global.
“Fragmentasi perdagangan ini yang kemudian akan menyebabkan perlambatan ekonomi di negara-negara tadi. China yang selama ini melambat kemungkinan juga akan lebih lambat, Uni Eropa yang sebenarnya sedang akan naik, mungkin enggak jadi naik,”kata Perry.
Perlambatan ekonomi pada negara-negara tersebut, kata Perry, menyebabkan pertumbuhan ekonomi dunia akan menurun.
“Prediksi kami, pertumbuhan ekonomi dunia yang mestinya tahun depan bisa naik dari 3,2%, kemungkinan akan turun menjadi 3,1%,”kata Perry.