Harga Telur Ayam Ras, Cabe Rawit dan Bawang Merah Turun, September Terjadi Deflasi 0,04%
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan secara umun pada September 2021 lalu harga berbagai komoditas mengalami penurunan sehingga Indeks Harga Konsumen (IHK) pun turun.
“Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 90 kota pada bulan September 2021, terjadi deflasi sebesar 0,04% atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,57 pada Agustus 2021 menjadi 106,53 pada September 2021,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono.
Deflasi pada September ini merupakan deflasi kedua setelah sebelumnya terjadi pada Juni lalu yang mencatatkan deflasi sebesar 0,16%.
Dengan deflasi yang terjadi pada September, Margo mengatakan tingkat inflasi tahun kalender 2021 sebesar 0,80% dan tingkat inflasi tahun ke tahun atau perbandingkan September 2021 terhadap Setember 2020 (yoy) menjadi sebesar 1,60%.
“Dari 90 kota IHK yang kita hitung inflasinya, terdapat 56 kota mengalami deflasi dan 34 kota mengalami inflasi,” ujarnya.
Dari 56 kota yang mengalami deflasi, deflasi tertinggi terjadi di Gorontalo yaitu sebesar 0,90%. Penyumbang utama deflasi di Gorontalo adalah berasal dari komoditas cabe rawit yang memilki andil 0,47%, ikan tuna 0,13%, ikan layang andilnya 0,11%.
Sementara itu, dari 34 kota yang mengalami inflasi, inflasi tertinggi tercatat di Pangkal Pinang yaitu inflasi sebesar 0,60%. Komoditas penyumbang inflasi di Pangkal Pinang berasal dari daging ayam ras yang memiliki andil 0,26%, ikan tude 0,18% dan bayam 0,08%.
Margo menjelaskan, menurut kelompok pengeluaran, deflasi 0,04% pada September 2020, dipengaruhi oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang memberikan sumbangan atau andil terhadap deflasi sebesar 0,12%.
“Komoditas penyebab utama deflasi September tahun 2021 adalah telur ayam ras, andilnya sebesar 0,07%; cabe rawit andilnya 0,03% dan bawang merah juga andilnya 0,03%,” ujarnya.
Sementara itu, komoditas yang menghambat deflasi karena terjadi kenaikan harga adalah kenaikan harga minyak goreng dengan andil sebear 0,02%.
Menurut komponennya, deflasi September 2021 terutama didorong oleh komponen harga bergejolak (volatile price) dimana memberikan andil sebesar 0,15%. Komoditas yang mendorong deflasi pada komponen volatile price adalah telur ayam ras, cabe rawit, bawang merah dan cabe merah.
Sementara itu, komponen inti memberikan andil sebesar 0,09%. Komoditas dominan yang mendorong inflasi pada komponen inti diantaranya adalah sewa rumah yang memilki andil sebesar 0,01%. Sementara komoditas pada komponen inti yang mendorong terjadinya deflasi adalah emas perhiasan dan ikan segar yang memberikan andil masing-masing sebesar 0,01%.
Selanjutnya, komoditas pendorong deflasi pada komponen yang diatur pemerintah (administered price) diantaranya adalah tarif angkuta udara, dengan andil sebesar 0,01%. Sedangkan komoditas pendorong inflasi untuk harga yang diatur pemerintah diantaranya adalah bensin, rokok putih, rokok kretek filter dimana memberikan andil masing-masing sebesar 0,01%.