Kementerian ESDM Usulkan ICP US$70 hingga US$80 per Barel

Ilustrasi kilang minyak lepas pantai/Dok. ESDM
Besaran Indonesian Crude Price (ICP) untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2024 diusulkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Menteri ESDM Arifin Tasrif mengusulkan ICP sebesar US$70-80/barel.
Besaran tersebut sama dengan tahun APBN T.A. 2023. Selain mengusulkan besaran ICP, Menteri Arifin juga mengusulkan besaran lifting minyak dan gas bumi, volume Bahan Bakar Minyak (BBM) dan elpiji bersubsidi, volume elpiji 3 Kg, subsidi tetap minyak solar serta besaran untuk subsidi listrik masyarakat.
“Kementerian ESDM mengusulkan asumsi ICP dalam RAPBN T.A.2024 sebesar US$70-80/barel. Hal ini didasari atas realisasi rata-rata ICP sampai dengan Mei 2023 sebesar USD76,41/barel dan cenderung turun, serta berdasarkan proyeksi Polling Reuters dan Short Term Energy Outlook dari United State – Energy Information Administration – Department of Energy, harga minyak dunia tahun 2024 diperkirakan pada kisaran US$69,47 – 88,01/barel,” kata Arifin saat Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI pada 5 Juni 2023.
Menurut Arifin, faktor lain yang mempengaruhi harga minyak seperti pertumbuhan ekonomi global melambat dengan inflasi tinggi di beberapa negara, OPEC+ akan melakukan kontrol pasokan minyak untuk menjaga harga di kisaran US$80/barel, pertumbuhan produksi minyak mentah Amerika Serikat, krisis geopolitik Rusia – Ukraina mengurangi ekspor minyak Rusia, surplus pasokan minyak semester I tahun 2023 berubah menjadi defisit pada semester II tahun 2023, dan pembukaan kembali perbatasan China.
Adapun usulan lifting minyak dan gas bumi sebesar 1.596-1.706 ribu barel setara minyak per hari, dengan rincian untuk lifting minyak bumi sebesar 597-652 ribu barel per hari dan lifting gas bumi sebesar 999-1.054 ribu barel setara minyak per hari.
Adapun volume BBM dan LPG Bersubsidi masing-masing sebesar sebesar 18,73-18,76 juta kiloliter dan volume LPG Bersubsidi sebesar 7,80-7,90 juta MTon.
BBM sebesar 18,73-18,76 juta KL ini terdiri dari minyak tanah sebesar 0,573-0,574 juta KL dan minyak solar sebesar 18,16-18,18 juta KL. LPG bersubsidi tersebut berupa LPG 3 Kg sebesar 7,80-7,90 juta MTon.
Subsidi tetap minyak solar yang diusulkan Kementerian ESDM adalah subsidi tetap untuk minyak solar sebesar Rp1.000/liter dan subsidi listrik pada RAPBN 2024 sebesar Rp69,81-74,85 triliun.