Kredit dan DPK Tumbuh Lampui Industri Selama 2023, Seperti Apa Rencana Bisnis Bank Mandiri Tahun 2024?
Kinerja intermediasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2023 lalu mampu melampaui rata-rata industri. Tahun 2024 ini, manajemen bank berlogo pita emas ini optimistis bakal melanjutkan kinerja yang cemerlang pada tahun lalu.
“Semenjak tiga tahun terakhir, Bank Mandiri telah membangun fundamental yang solid dengan strategi yang tepat, sehingga dapat dilihat Bank Mandiri berhasil mencatatkan kinerja di tahun 2023 dengan sangat baik. Outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 di kisaran 5% tentunya dapat terus mendorong pertumbuhan di indutri perbankan,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam konferensi pers kinerja Bank Mandiri tahun 2023, Rabu, 31 Januari 2024.
Sejalan dengan proyeksi positif pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 ini, Darmawan mengatakan, Bank Mandiri pun optimis kinerjanya akan meningkat pada tahun ini.
Bank Mandiri mematok target pertumbuhan kredit tahun 2024 ini di kisaran 13% hingga 15% year on year (yoy). Kemudian, net intereset margin di kisaran 5,3% hingga 5,5% dan cost of credit pada kisaran 1% hingga 1,2%.
Tahun 2023 lalu, penyaluran kredit Bank Mandiri tumbuh 16,3% yoy, melampaui pertumbuhan kredit industri yang sebesar 10,38% yoy.
“Di tahun 2024, kami akan terus melanjutkan strategi pertumbuhan kredit yang telah kami jalankan dalam 3 tahun terakhir,” ujar Darmawan.
Strategi tersebut, jelasnya, adalah terus memperkaut core competence Bank Mandiri di segmen wholesales dan memaksimalkan potensi bisnis dari ekosistemnya.
Selanjutnya, untuk pertumbuhan di segmen ritel, kata Darmawan, Bank Mandiri mengupayakannya melalui pendekatan value chain berbasis ekosistem dan sektor unggulan di masing-masing wilayah.
Bank Mandiri juga melanjutkan pengembangan inisiatif digital yang progresif untuk Livin’, Livin’ Merchant, Kopra dan Smart Branch, terutama untuk mendorong pertumbuhan dana murah atau CASA.
Sinergi dengan perusahaan anak juga terus ditingkatkan melalui cross selling, streamlining businesses processes dengan memanfaatkan teknologi serta menjalankan prinsip risk management perusahaan induk secara prudent.
Terkait sektor yang menjadi sumber pertumbuhan Bank Mandiri pada tahun ini, Darmawan mengungkapkan sektor yang prospektif antara lain industri makanan dan minuman, sektor kesehatan, serta sektor pertanian dan perkebunan.
“Selain itu, untuk mendukung peran Bank Mandiri dalam implementasi ESG, pertumbuhan kredit juga akan diarahkan pada kegiatan usaha yang memperhatikan faktor sustainable terkait dengan green dan social,”ujarnya.
Hingga akhir Desember 2023, total portofolio berkelanjutan Bank Mandiri telah mencapai Rp 264 triliun dengan pangsa pasar yang terus meningkat. Dari jumlah tersebut, porsi portofolio hijau atau green portofolio telah mencapai Rp 129 triliun naik 21,4% yoy dan portofolio sosial menembus Rp 135 triliun meningkat sebesar 10,6% dari posisi setahun sebelumnya
Secara total, portofolio berkelanjutan Bank Mandiri berhasil meningkat 15,4% dari tahun 2022.
DPK tumbuh lebih baik pada tahun 2024
Tahun lalu, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh jauh lebih rendah dibandingkan penyaluran kredit. Secara industri, DPK hanya tumbuh 3,8%, sementara penyaluran kredit tumbuh 10,38%.
Di Bank Mandiri sendiri, DPK tumbuh 5,78% dan kredit tumbuh 16,3%.
Darmawan mengatakan Bank Mandiri memperkirakan pada tahun ini tren pertumbuhan DPK industri perbankan akan sedikit lebih baik. Hal ini didorong oleh kondisi perekonomian yang masih baik di Indonesia serta realisasi belanja pemerintah terkait pemilu.
“Meskipun kami tetap waspada terhadap risiko perlambatan ekonomi global yang dapat berdamapk negatif terhadap surplus perdagangan Indonesia yang merupakan salah satu sumber DPK perbankan,” ujarya.
“Kami menargetkan pertumbuhan DPK Bank Mandiri di atas rata-rata pertumbuhan industri,” ujarnya.
Di sisi pengelolaan likuiditas, Darmawan mengatkan, saat ini kondisi likuiditas Bank Mandiri dapat terjaga dengan baik yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) secara bank only pada kisaran 86,75%. Ke depannya Bank Mandiri akan terus menjaga kecukupan pemenuhan indikator likuiditas dan optimalisasi pendaaan yang dimiliki.
Darmawan mengatakan di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global, Bank Mandiri menyikapi tantangan likuiditas pada tahun ini dengan mengambil penekanan utama pada peningkatan efisiensi di struktur pendanaan.
“Dengan struktur pendanaan yang optimal kami memastikan ketersediaan likuiditas yang memadai yang dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan kredit dan mendorong pegembangan ekonomi Indonesia yang terus berlanjut,”ujarnya.
Darmawan menambahkan, apabila dibutuhkan Bank Mandiri juga masih memiliki ruang untuk menerbitkan surat utang sebagai salah satu upaya Bank dalam memperoleh pendanaan yang stabil dalam jangka menengah dan jangka panjang.
Sampai Desember 2023, Bank Mandiri masih memiliki sisa plafon penerbitan obligasi berwawasan lingkungan atau green bond berkelanjutan tahap I sebesar Rp5 triliun dari total plafon sebsar Rp10 triliun.
“Selain itu kami juga memiliki ruang plafon Euro Medium-Term Notes (EMTNs) Program sebesar US$2,15 miliar dari total plafon sebesar US$4 miliar,” ujarnya.