Lower End Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2024 Diturunkan, Sri Mulyani: Merefleksikan Risiko Global yang Meningkat

0
189

Komisi XI DPR RI, Pemerintah dan Bank Indonesia menyepakati asumsi makro RAPBN tahun 2024 dalam Rapat Kerja, Kamis (8/6). Asumsi makro ini sebelumnya telah dibahas oleh pantia kerja (panja).

Untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2024, hasil pembahasan di panja yang kemudian disepakati dalam Rapat Kerja, adalah 5,1% hingga 5,7%. Lower end atau ujung bawah dari prakiraan tersebut diturunkan dari sebelumnya 5,3%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pembahasan di tigkat panja yang menurunkan lower end proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2024 sejalan dengan asesmen pemerintah yang melihat risiko global makin meningkat.

“Jadi, dalam hal ini untuk range yang bawahnya (lower end) menurun menurut saya merefleksikan risiko yang meningkat dan memang dari asesmen beberapa lembaga global menggambarkan bahwa perekonomian melemah di semester kedua tahun ini dan berlanjut di 2024. Itu yang kita lihat. Jadi, memang baik untuk membuat lower end atau batas bawahnya diturunkan dari 5,3% menjadi 5,1%,” ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (8/6).

Baca Juga :   BI Ajak Sinergi untuk Tumbuhkan Rasa Optimistis demi Pemulihan Ekonomi

Namun, yang menjadi pertanyaan, tambah Sri Mulyani, mestinya bila lower end diturunkan, maka higher end atau ujung atasnya juga diturunkan. Ia sendiri mengusulkan di 5,5%.

Selain proyeksi pertumbuhan ekonomi, asumsi dasar lainnya adalah inflasi sebesar 1,5%-4,5%; nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS di kisaran 14.700-15.200; dan tingkat suku bunga SBN 10 tahun sebesar 6,49% hingga 6,91%.

Terkait nilai tukar Rupiah, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan Bank Indonesia meyakini tahun depan Rupiah akan lebih kuat dibandingkan tahun ini. Ada 4 alasan. Pertama, pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Kedua, inflasi tetap terkendali. Ketiga, kondisi defisit transaksi berjalan masih rendah. Keempat, imbal hasil SBN maupun aset keuangan Indonesia juga terus menarik.

“Sehingga kami meyakini bahwa aliran modal asing, tidak hanya PMA dari hilirisasi, tetapi juga dari investasi portotofolio. Oleh karena itu, kenapa dalam penjelasan kami sebelumnya, Rupiah kami prakirakan menguat. Kalau kisarannya tahun ini adalah 14.800-15.200, tahun depan adalah 14.600-15.100,” ujar Perry.

Leave a reply

Iconomics