Melambat, Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,05% pada Triwulan II 2024
Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat pada triwulan II 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan pada triwulan II tahun ini, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hanya tumbuh 5,05% year on year (yoy), lebih kecil dari laju pertumbuhan pada triwulan I 2024 yang sebesar 5,11% dan triwulan II 2023 yang sebesar 5,17%.
BPS menyampaikan nilai PDB pada triwulan II 2024 atas dasar harga berlaku sebesar Rp5.536,5 triliun dan atas dasar harga konstan sebesar Rp3.231 triluan.
“Dari sisi lapangan usaha, pada triwulan II 2024, secara year on year (yoy) seluruh lapangan usaha tumbuh positif,” ujar Moh Edy Mahmud, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik,saat konferensi pers di Jakarta, Senin, 5 Agustus.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini masih ditopang oleh empat lapangan usaha utama yaitu industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan, dengan kontribusi sekitar 63,70% terhadap total nilai PDB.
Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah akomodasi dan makan minum yang tumbuh 10,17% yoy didorong oleh adanya kegiatan berskala nasional maupun internasional.
Jika dilihat dari sumber pertumbuhan pada triwulan II 2024, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan terbesar yaitu sebesar 0,79% dari total pertumbuhan 5,05%.
Selain itu pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh lapangan usaha konstruksi dengan sumber pertumbuhan 0,67%, perdagangan dengan sumber pertumbuhan 0,63% serta informasi dan komunikasi dengan sumber pertumbuhan 0,50%.
Dari sisi pengeluaran pada triwulan II 2024, seluruh komponen mengalami pertumbuhan yang positif. Komponen pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB adalah konsumsi rumah tangga dengan kontribusi sebesar 54,53% dari total nilai PDB.
Pada triwulan II 2024 komponen ini tumbuh cukup kuat yaitu sebesar 4,93%, hal ini mengindikasikan masih kuatnya permintaan domestik dan daya beli masyarakat, kata BPS.
Sementara itu kompone pengeluaran yang mengalami pertumbuhan yang tertinggi adalah konsusmi lembaga non profit yang melayani rumah tangga yang tumbuh sebesar 9,98%.
Komponen ekspor impor juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Peningkatan ekspor didorong oleh kenaikan nilai dan volume ekspor non migas dan migas. Sedangkan peningkatan impor didorong oleh kenaikan impor bahan baku dan bahan penolong.
Jika dilihat dari sumber pertumbuhannya pada triwulan II 2024, konsumsi rumah tangga masih menjadi sumber pertumbuhan terbesar yaitu 2,62%. Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2024 juga ditopang oleh komponen PMTB atau investasi dengan sumber pertumbuhan 1,32%, konsumsi pemerintah 0,10% dan net ekspor memberikan sumber pertumbuhan 0,25%.
Edy mengatakan, kinerja perekonomian pada triwulan II 2024 ditopang oleh kegiatan ekonomi domesitk yang terjaga. Hal tersebut diindikasikan antara lain oleh PMI Bank Indonesia yang tetap berada di zona ekspansif, mencapai 51,97%. Kemudian kapasitas produksi terpakai pada triwulan II 2024 sebesar 73,70% lebih tinggi dari triwulan I tahun 2024 yang sebesar 73,61%.
Pergeseran musim panen juga mendorong pertumbuhan produksi padi pada triwulan II 2024 sebesar 18,01%. Sementara produksi semen dan penjualan listrik juga mengalami pertumbuhan secara year on year.
Realisasi investasi dalam negeri dan asing tumbuh sebesar 22,47% dan di saat yang sama belanja barang modal yang dilakukan oleh pemerintah dan impor barang-barang modal juga tumbuh positif.
Daya beli masyarakat, menurut BPS tetap terjaga, yang ditunjukan antara lain oleh indeks penjualan ritel yang tumbuh 1,14% year on year dan penjualan domestik sepeda motor yang tumbuh sebesar 4,21% year on year.
Mobilitas masyarakat juga meningkat, yang diindikasikan oleh peningkatan jumlah penumpang untuk seluruh moda transportasi dengan peningkatan tertinggi terjadi pada angkutan laut dan angkutan rel sebesar 20,75% dan 16,24% year on year. Hal ini sejalan denga perayaan berbagai hari besar keagamaan dan libur sekolah.
Dari sisi eksternal, kinerja ekonomi Indonesia juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi beberapa negara mitra dagang utama Indoneisa. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada triwulan II tahun 2024 mencapai 4,7%, atau mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan triwulan I 2024 dan triwulan II 2023.
Sementara itu pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan periode yang sama tahun yang lalu.
Ekonomi India diperkirakan tetap tumbuh kuat meskipun melambat, jika dibandingkan dengan twiualan I 2024 maupun trwulan II 2023. Sementara Malaysia dan Singapura tumbuh masing-masing sebesar 5,8% dan 2,9% secara year on year.
Sepanjang triwulan II 2024, Indonesia masih tetap dapat menjaga surplus neraca perdagangan sehingga memperpanjang periode surplus selama 50 bulan berturut-turut. Secara global, perdaganga barang dan jasa diperkirakan akan tumbuh menguat pada triwulan II 2024.
Di sisi lain, harga komoditas yang menjadi unggulan ekspor Indonesia masih berfluktuasi. Beberapa komoditas mulai menunjukkan peningkatan di triwulan II 2024 seperti CPO dan batu bara.